Jepang Kemungkinan Terlambat Luncurkan Mobil Layang
Pemerintah Jepang telah mendekati berbagai produsen mobil domestik Jepang namun masih belum ada kesepakatan mengenai kerja sama membuat mobil layang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS TOKYO - Pemerintah Jepang telah mendekati berbagai produsen mobil domestik Jepang namun masih belum ada kesepakatan mengenai kerja sama membuat mobil layang, mobil yang bisa terbang melayang di udara.
"Kita sudah kontak berbagai produsen mobil Jepang namun belum ada kesepakatan mengenai mobil layang untuk masa depan di Jepang," kata Kenji Mikami, Direktur Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Perindustrian Jepang (METI), Kamis (31/1/2029).
Produsen Jepang menyampaikan bahwa mobil layang hanya bentuk saja, tetapi teknologi adalah pesawat terbang sehingga harus lebih berhati-hati dalam memproduksinya.
"Di masa depan coba kita bayangkan nanti akan banyak benda berseliweran di atas kepala kita. Oleh karena itu harus hati-hati sekali dalam perencanaan terutama kepada segi keamanan dan kenyamanan masyarakat luas," kata Kenji Mikami.
Itukah sebabnya Mikami berulang kali menekankan, karena Jepang menomorsatukan keamanan, kenyamanan dan keselamatan semua pihak, kemungkinan akan jadi terlambat pemunculan mobil layang di Jepang.
"Saat ini kita baru memulai diskusi teknologinya dulu. Nantinya tentu kita akan masukkan berbagai unsur terkait keselamatan umum, sehingga bukan tidak mungkin pihak Kementerian Pertahanan juga akan masuk ke dalam tim," ungkap Keita Arakaki, Direktur Kementerian Transportasi Jepang.
Perpaduan dua kementerian menjadi portal utama dan mendasar pembangunan mobil layang di Jepang jadi pertama kali di Jepang sebagai hal yang penting.
"Saya tak mengerti kini bisa duduk bersama di depan mengenai mobil layang. Tapi ini bukti pentingnya dan perhatian besar Jepang mengenai pengembangan mobil layang. Tolong sebarluaskan kerja sama kedua kementerian ini pertama kali terjadi di Jepang untuk sebuah proyek yang sangat penting bagi masa depan Jepang," ungkap Mikami.
Perhatian besar untuk keselamatan memang jadi pegangan utama Jepang, sehingga diakui Jepang akan ketinggalan dibandingkan negara lain dalam pembuatan mobil layang.
"Saat ini juga belum ada anggaran khusus untuk mobil layang. Masih dalam rembukan diskusi bersama sambil membuat Roadmap masa depan untuk mobil layang yang mungkin setelah 2030 baru diluncurkan," tambah Mikami.
Masuknya investasi luar Jepang dan kerja sama dengan luar Jepang masih belum dilihat Jepang untuk membuat mobil layang.
"Kita fokuskan kepada industri dalam negeri saja, pertama-tama untuk awal pembuatan mobil layang Jepang pertama nantinya," ungkapnya.
Pertemuan dewan mobil layang pertama dilakukan Agustus tahun lalu dan tahun ini akan melakukan pertemuan lagi untuk pembahasan lebih detil mengenai berbagai hal.
"Kini sudah ada drone mungkin bisa lebih dulu fokus membuat pengaturan baku mengenai drone yang nantinya juga bisa menjadi pegangan pengaturan bagi mobil layang di masa depan. Sementara teknologi tetap akan lebih tinggi lagi dikembangkan para produsen mobil yang diharapkan kerjasamanya pula," kata Mikami.
Baca: Mahfud MD: Kalau Mau Dipaksakan Bebaskan Baasyir Sekarang, Harus Amandemen Dua Undang-undang
Masalah kekurangan manusia juga sempat disinggungnya dalam pertemuan di Foreign Press Centre, Kamis (31/1/2019) pagi.
"Mobil layang ini banyak sekali manfaatnya dan selama ini dalam bentuk bantuan untuk daerah bencana alam sudah mulai digunakan. Demikian pula dengan kekurangan tenaga manusia dapat ikut membantu misalnya mengantarkan barang ke tempat lansia oleh mobil otomatis tak menggunakan sopir atau drone yang dikakukan selama ini," kata dia.
Itulah sebabnya Jepang akan lebih menekankan dulu mengenai pengaturan kendaraan tak bertuan (mobil otomatis) atau pun drone yang dikendalikan jarak jauh.
Karena mobil layang juga diperkirakan tak jauh pengaturannya dengan mobil otomatis atau drone tersebut, bahkan lebih rumit lagi karena menyangkut keselamatan manusia dalam bentuk kendaraan besar di udara.