Jelang Pertemuan Trump dan Kim, AS dan Korut Mulai Rapat Kerja di Hanoi
Korea Utara menyerukan pelonggaran sanksi serta deklarasi formal berakhirnya Perang Korea yang diyakini akan menjamin kelangsungan sistem politiknya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara telah memulai rapat tingkat kerja di Hanoi, menjelang pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dengan Kim Jong Un.
Utusan khusus AS untuk Korea Utara Stephen Biegun pun sudah tiba di Hanoi, ibu kota Vietnam itu pada hari Kamis (21/2/2019).
Menurut laporan media Jepang NHK, Kamis (21/2/2019), Biegun menemui rekan sejabatnya dari Korea Utara, Kim Hyok Chol pada hari yang sama.
Dilaporkan pertemuan tingkat kerja itu ditujukan untuk menyiapkan pertemuan puncak tersebut. Itu akan menjadi pertemuan puncak kedua antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Baca: Foto Prewedding Irish Bella Pakai Adat Minang, Dari Berwajah Serius Hingga Rangkul Tangan Ammar Zoni
Korea Utara menyerukan pelonggaran sanksi serta deklarasi formal berakhirnya Perang Korea yang diyakini akan menjamin kelangsungan sistem politiknya.
Negara yang dipimpin Kim Jong Un itu mengatakan, pihaknya telah menutup satu lokasi uji coba nuklir serta mengambil sejumlah langkah menuju denuklirisasi.
Baca: Trump dan Kim Akan Gelar Pertemuan Satu Lawan Satu di Hanoi
AS mendesak Korea Utara untuk mengambil langkah-langkah yang lebih spesifik menuju denuklirisasi sepenuhnya, seperti mengizinkan para inspektur memasuki fasilitas terkait nuklirnya.
Fokusnya kini adalah pada seberapa banyak kedua negara akan dapat mempersempit kesenjangannya dalam rapat tingkat kerja itu.
Sebagaimana diketahui, Trump dan Kim Jong akan bertemu dalam pertemuan puncak kedua, di Vietnam, pada 27-28 Februari mendatang.
Sebelumnya jelang pertemuan kedua dengan Kim, Trump mengeluarkan pernyataan. Diwartakan AFP Rabu (20/2/2019), Trump menyatakan sanksi yang diberikan kepada Korut masih berlaku karena dia belum mencabutnya.
"Saya dengan senang bersedia melakukannya (pencabutan sanksi). Namun untuk itu, saya harus melihat sikap yang menjanjikan dari pihak seberang," tegas dia.
Kim dan Trump bakal bertemu kembali di Hanoi, Vietnam, pada pekan depan untuk mendiskusikan kemajuan denuklirisasi di Korut.
Pertemuan pertama keduanya terjadi pada 12 Juni 2018 di Singapura, di mana Kim menyepakati untuk melucuti program senjata nuklir.
"Pemimpin Kim dan saya mempunyai hubungan yang sangat baik. Saya tidak terkejut jika terjadi sesuatu yang positif," lanjut Trump.
Trump menekankan Korut adalah negara yang mempunyai potensi untuk berkembang di bidang ekonomi, dan menyatakan Vietnam tidak akan menjadi pertemuan terakhir mereka.
Sejak pertemuan di Singapura, pembicaraan akan proses denuklirisasi melambat setelah kedua negara saling memaksakan terminologi mereka.
Meski begitu, Trump sempat mengatakan dia tidak terburu-buru untuk memaksakan Korut segera melaksanakan pelucutan nuklir. (NHK/AP/AFP/Channel News Asia)