Kansai Resilience Forum Melihat Pentingnya Ketahanan Anak Muda, Selain Pemerintah dan Masyarakat
Forum Kansai Resilience menekankan salah satunya betapa penting peranan anak muda menjaga ketahanan suatu bangsa dan negara.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Forum Kansai Resilience menekankan salah satunya betapa penting peranan anak muda menjaga ketahanan suatu bangsa dan negara, bukan hanya peran pemerintah, masyarakat atau pihak swasta saja yang terlibat.
"Guna menciptakan Resilience di sebuah negara, partisipasi anak muda bangsa tersebut sangatlah penting," ungkap Peng Er Lam dari Universitas Nasional Singapura sebagai moderator sedang mengarahkan Forum Kansai Resilience, Jumat (22/2/2019).
"Ketangguhan atau hal yang ulet tersebut bukan saja peran pemerintah saja atau masyarakat saja atau swasta saja, tetapi justru saat ini peranan anak muda sangatlah penting dalam menjaga bangsa dan negaranya," tambahnya.
Pemerintah Jepang, bekerja sama dengan The International Academic Forum (IAFOR) mengadakan forum internasional besar tersebut untuk mendiskusikan secara mendalam tentang ketahanan masyarakat.
Kegiatan ini bertujuan menyatukan para pemimpin bisnis, perwakilan masyarakat sipil dan para sarjana atau intelektual pada The Kansai Resilience Forum.
Menyediakan tempat pertemuan bagi para pemikir terkemuka untuk berbagi keahlian dan temuan terbaru tentang cara-cara untuk mengatasi tantangan sosial dan ekonomi termasuk manajemen risiko bencana dan meningkatkan ketahanan ekonomi dan sosial dari perspektif interdisipliner.
Acara tersebut berlangsung di Museum Seni Perfektur Hyogo, dan terdiri dari tiga diskusi panel yang membahas tema Strategi Pengurangan Risiko Bencana, Ketahanan dan Masyarakat, Ketahanan dan Ekonomi Globalisasi.
Forum tersebut memuncak dengan presentasi utama khusus oleh arsitek terkenal di dunia, Tadao Ando.
Ando merancang Museum Seni Perfektur Hyogo, yang selesai pada tahun 2002, setelah gempa bumi Kobe tahun 1995.
Museum ini adalah simbol regenerasi dan pembaruan, sebuah bukti ketangguhan kota Kobe.
Sesi panel dimulai dengan melihat bagaimana Jepang dengan pengalamannya sendiri untuk membantu negara-negara lain yang memiliki kerentanan serupa mengurangi risiko bencana alam.
Peng Er Lam, seorang ilmuwan politik dari National University of Singapore dan panel moderator, menunjukkan bahwa "Jika terjadi bencana alam, Jepang dan negara-negara Asia Tenggara saling membantu dan menciptakan ketahanan."
Topik utama lain yang dibahas dalam sesi panel adalah tantangan dalam mengatasi perubahan sosial-ekonomi termasuk perubahan demografis dan dampak potensial robot dan AI pada masyarakat.
Panelis memeriksa bagaimana inovatif baru sebagai metode dapat berkontribusi pada perubahan masyarakat yang cepat.