Penyebab Pesawat Ethiopian Airlines ET302 Jatuh, Pilot Vincent Raditya Ungkap Hal Ini
Penyebab Pesawat Ethiopian Airlines ET302 jatuh Minggu (10/3/2019) pagi waktu setempat masih diselidiki.
Penulis: Suut Amdani
TRIBUNNEWS.COM - Penyebab Pesawat Ethiopian Airlines ET302 jatuh Minggu (10/3/2019) pagi waktu setempat masih diselidiki.
Pilot Vincent Raditya melalui akun Yotube miliknya, kemarin mengungkapkan perihal jatuhnya pesawat milik Ethiopian Airlines.
Vincent Raditya mengatakan orang pasti penasaran kejadian tersebut.
Baca: 4 Fakta Pesawat Ethiopian Airlines ET302 Jatuh, soal Model Pesawat dan Ada WNI jadi Korban
"Pertanyaannya apakah penyebabnya? Pasti kalian semua penasaran," ujarnya dalam video yang hingga berita diturunkan telah dilihat 57,594 kali.
Ia mengatakan, setiap terjadi kecelakaan pesawat, muncul kekhawatiran pengguna pesawat.
"Tidak ada di dunia ini yang berpikiran waras, menginginkan kecelakaan terjadi."
"Saya pastikan baik saya, ataupun kalian selamat. Itu juga yang menjadi keinginan pilot."
Setiap moda transportasi memiliki risiko, termasuk jalur darat maupun udara.
"Kecelakaan pesawat tidak bisa kita hindari. Yang bisa kita cegah."
Ia menyebut data statistik yang dikeluarkan oleh The Guardian, pada tahun 2018, ada 1 fatal pada 3.000 penerbangan.
"Artinya pesawat merupakan alat transportasi yang sangat aman."
Simak video lengkap pendapat Pilot Vincent Raditya.
Diberitakan sebelumnya, pihak maskapai penerbangan Ethiopian Airlines memutuskan melarang seluruh pesawat Boeing 737 Max dalam jajaran armadanya untuk dioperasikan.
Ini menyusul jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302 pada Minggu (10/3/2019).
Hal tersebut diumumkan secara resmi oleh Ethiopian Airlines pada Senin (11/3/2019) seperti dikutip dari AFP.
Grounding atau keputusan tidak menerbangkan pesawat tersebut efektif berlaku pada Minggu sesaat setelah jatuhnya ET 302.
Baca: Pesawat Jatuh, Kemenhub akan Awasi Pengoperasian Boeing 737-8 MAX di Indonesia
"Menyusul peristiwa tragis (yang menimpa) ET 302, Ethiopian Airlines memutuskan untuk tidak menerbangkan seluruh pesawat Boeing 737 MAX 8 dalam jajarannya, efektif kemarin, 10 Maret, hingga pengumuman lebih lanjut," tulis Ethiopian Airlines dalam akun Twitter resminya.
Pihak Ethiopian Airlines menyatakan belum mengetahui secara pasti penyebab jatuhnya ET 302.
Oleh sebab itu, keputusan tak menerbangkan armada Boeing 737 Max 8 diambil oleh maskapai merupakan upaya pencegahan dan peningkatan keselamatan
Pesawat Ethiopian Airlines ET 302 jatuh sekira 6 menit setelah lepas landas dari bandara Addis Ababa.
Pesawat tersebut sejatinya bertolak menuju Nairobi, Kenya.
Baca: WNI Korban Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines Adalah Seorang Perempuan, Staf PBB di Roma
Pesawat itu jatuh di dekat desa Tulu Fara di luar kota Bishoftu, sekira 60 kilometer tenggara Addis Ababa.
Sebanyak 149 orang penumpang dan 8 orang awak tewas dalam peristiwa tersebut.
Para penumpang yang tewas merupakan warga negara dari sejumlah negara.
Para korban tewas antara lain wisatawan, pebisnis, hingga para staf Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang akan hadir dalam sebuah seminar.
Pesawat naas tersebut baru diterima Ethiopian Airlines pada November 2018 lalu.
Ini merupakan kecelakaan kedua yang menimpa Boeing 737 Max 8 dalam lima bulan terakhir, setelah sebelumnya pesawat Boeing 737 Max 8 milik Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Oktober 2018 lalu.
WNI Ikut Jadi Korban
Kementerian Luar Negeri RI mendapat konfirmasi korban warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines di Addis Ababa bernama Harina Hafitz.
Ia bekerja sebagai staf Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang tinggal di Roma, Italia.
"Korban WNI adalah seorang perempuan yang tinggal di Roma, Italia, dan bekerja untuk World Food Program (WFP) PBB," kata Juru Bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir kepada Kompas.com, Senin (11/3/2019).
Menurut Arrmanatha, Duta Besar RI di Roma telah bertemu dengan suami dan kedua anak korban dan menyampaikan belasungkawa.
Dubes RI di Roma juga menawarkan bantuan dan dukungan untuk meringankan beban keluarga korban.
"KBRI Roma akan terus berkoordinasi dengan keluarga korban, KBRI Addis Ababa, dan kantor WFP Roma untuk pengurusan jenazah dan dukungan bagi keluarga," kata Arrmanatha.
Pesawat milik maskapai Ethiopian Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara di Addis Ababa, Etiopia, pada Minggu pagi.
Manajemen maskapai menyebutkan, pesawat dengan nomor penerbangan ET 302 itu jatuh di dekat kota Bishoftu, sekitar 50 km sebelah tenggara Addis Ababa.
Manajemen maskapai menyatakan, semua orang dalam pesawat yang terdiri 149 penumpang dan 8 kru tewas.
Melansir dari Sky News, pesawat Boeing 737-8 MAX itu mengangkut penumpang dari 33 negara.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ethiopian Airlines Putuskan Tak Terbangkan Boeing 737 Max Miliknya"