Lembaga Intelijen Inggris MI5 Selidiki Hubungan Brenton Tarrant dengan Kelompok Ekstrimis Domestik
MI5 Inggris kini tengah menyelidiki hubungan potensial antara Brenton Tarrant dengan kelompok-kelompok ekstrimis domestik Inggris.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - MI5 Inggris kini tengah menyelidiki hubungan potensial antara pelaku yang diduga melakukan penembakan brutal di Christchurch, Selandia Baru dengan kelompok-kelompok ekstrimis domestik Inggris.
Hal itu menyusul aksi seorang pria bersenjata yang dituduh membuat ancaman secara eksplisit terhadap Wali Kota London, Sadiq Khan.
The Sunday Times melaporkan pada Minggu pagi waktu setempat, bahwa MI5 yang ditugaskan pada bidang kontra intelijen dan keamanan Inggris, telah memimpin penyelidikan itu.
Fokus khusus Inggris dikaitkan oleh The Sunday Times dengan apa yang disebut sebagai manifesto Tarrant yang didistribusikan melalui email dan diterbitkan secara online sesaat sebelum dimulainya serangan di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat lalu.
Dikutip dari laman nzherald co.nz, Minggu (17/3/2019), manifesto itu secara spesifik bernama Khan dan serangan teror di Inggris.
Baca: Seorang Pria Tabrakkan Mobilnya ke Gerbang Masjid di Queensland, Australia
Media The Herald pun telah memutuskan untuk tidak menerbitkan komentar apapun dalam manifesto.
Sementara itu pelaku penembakan brutal di Christchurch, Brenton Tarrant (28) telah didakwa melakkukan pembunuhan setelah aksi penembakan yang terjadi di masjid kawasan Deans Ave dan masjid kawasan Linwood Ave yang menewaskan 50 orang.
Ia muncul di Pengadilan Distrik Christchurch pada Sabtu kemarin, dimana dirinya tidak mengajukan permohonan.
Tarrant dijadwalkan akan kembali dihadirkan di pengadilan itu pada bulan depan.
Ia diyakini telah melakukan perjalanan ke Inggris dalam tur dua bulannya di Eropa yang membangkitkan naluri ekstrimisnya.
Lelaki asal Australia yang dicurigai terlibat aksi radikal itu melakukan tur keliling benua dan datang ke Inggris untuk menetap selama dua pekan pada 2017 lalu.
Sumber senior pemerintah mengatakan bahwa Tarrant, yang tidak ada dalam 'daftar pantauan' intelijen Inggris, 'transit' melalui Inggris dan menetap selama beberapa pekan.
Layanan keamanan di seluruh dunia kini membangun gambaran terperinci terkait perjalanan internasional yang pernah dilakukan Tarrant ke 'medan perang'.
Uang Australia, peninggalan mendiang ayahnya pada 2010 silam serta dana yang dihimpun dari investasi dalam mata uang 'online' selama ini digunakannya sebagai alat untuk membayar perjalanan panjangnya.