Tangis Duka Saat Salat Jumat Pertama Setelah Serangan Masjid di Christchurch
Empati dan simpati ditunjukkan warga Kota Christchurch dengan memasang antara lain berupa spanduk.
Editor: Hasanudin Aco
Imam Gamal Fouda, yang memimpin salat Jumat, mengatakan bahwa si penembak "melukai hati jutaan orang di seluruh dunia".
"Hari ini, dari tempat yang sama, saya menyaksikan cinta dan kasih sayang," ujarnya.
"Kami terluka, tapi kami tidak putus asa. Kami hidup, kami bersama, dan kami bertekad untuk tidak membiarkan siapapun memecah-belah kami."
Panggilan salat bagi Muslim, atau azan, disiarkan di televisi dan radio nasional pada pukul 13:30 waktu setempat (07:30 WIB) dan diikuti dengan dua-menit hening.
Siaran tersebut didahului dengan pidato dari Ardern, yang berkata: "Menurut Nabi Muhammad... orang-orang yang beriman dalam kebaikan, kasih sayang, dan simpati mereka bagaikan satu tubuh. Ketika satu bagian sakit, seluruh tubuh merasakan sakit."
Aparat keamanan Selandia Baru melakukan penjagaan ketat di sekitar Masjid Al Noor sepekan setelah serangan bersenjata di masjid itu, 22 Maret 2019.
Di Hagley Park, umat Muslim di Kuta Christchurch melakukan salat jumat pertama sepekan setelah serangan di dua masjid di kota itu. Di tempat yang sama, ribuan orang berkumpul untuk menandai hari berkabung nasional untuk para korban.
Tiga warga Muslim ikut menghadiri acara berkabung nasional di Hagley Park, yang juga dihadiri ribuan warga setempat dengan latar agama dan etnis yang berbeda.
Imam Gamal Fouda, yang memimpin salat Jumat, mengatakan bahwa si penembak "melukai hati jutaan orang di seluruh dunia".
"Hari ini, dari tempat yang sama, saya menyaksikan cinta dan kasih sayang," ujarnya.