Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sang Ibu Bunuh 3 Pria yang Perkosa Putrinya

Kesunyian tengah malam pecah ketika telepon berdering, membangunkan Nokubonga dari tidurnya.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sang Ibu Bunuh 3 Pria yang Perkosa Putrinya
Kolase Tribun-Video.com
Ilustrasi 

Sejak saat itu mereka selalu memberi sokongan emosional satu sama lain.

"Saya tidak menerima konseling, tapi ibu saya bisa mendampingi saya. Saya sedang pulih," kata Siphokazi.

Upaya Nokubonga kini berfokus dalam memastikan kehidupan terus berlanjut seperti sediakala.

"Saya masih ibunya dan dia masih putri saya," ujarnya.

Mereka kini bisa berkelakar seperti, misalnya, Siphokazi tidak bisa menikah karena Nokubonga tidak punya siapa-siapa lagi untuk diurusi.

Sudah 18 bulan berlalu sejak serangan terjadi dan mereka telah menempuh perjalanan yang panjang.

Buhle Tonise, pengacara yang menjadi kuasa hukum Nokubonga, mengenang ketika ibu dan anak tampak menyerah ketika dia pertama kali bertemu para pelaku, sepekan setelah serangan.

BERITA TERKAIT

"Sang ibu sangat cemas," ujar Buhle.

"Ketika Anda bertemu dengan orang yang sedemikian miskinnya, Anda akan tahu bahwa mereka merasa sang ibu akan dipenjara karena dia tidak punya siapapun yang membela.

Sistem keadilan hanya bagi mereka yang punya uang."

Selagi Buhle berbincang dengan Nokubonga, Siphokazi menatapnya tanpa suara, seolah serangan yang terjadi telah merampas kekuatannya untuk bicara.

Meskipun Buhle yakin Nokubonga dapat berargumen secara meyakinkan bahwa dirinya bertindak membela diri, Buhle khawatir perlu perjuangan untuk mengatasi pesimisme Nokubonga.

Yang mereka tidak sadari adalah bantuan dari media, yang menciptakan legenda Lion Mama.

Di Afsel, kejadian perkosaan jarang mendapat perhatian luas media.

Ini disebabkan jumlah pemerkosaan di negara itu begitu banyak, sekitar 110 kejadian per hari—situasi yang disebut Presiden Cyril Ramaphosa sebagai krisis nasional.

Provinsi Eastern—provinsi termiskin di Afsel dengan tingkat pengangguran lebih dari 45%--mengalami kejadian pemerkosaan terbanyak per kapita populasi daripada provinsi lainnya.

Di Lady Frere—desa tempat Nokubonga dan Siphokazi bermukim—ada 75 kejadian pemerkosaan yang tercatat sepanjang 2017/2018.

Jumlah ini luar biasa tinggi mengingat populasi desa itu kurang dari 5.000 orang.

Akan tetapi, di antara sedemikian banyak insiden pemerkosaa di Afrika Selatan, kisah Nokubonga dan Siphokazi mendapat perhatian luas.

Media di Afsel dengan cepat memberitakan kisah seorang ibu yang melindungi putrinya.

Karena nama Nokubonga ketika itu tidak bisa disebutkan, demi melindungi identitas putrinya, sebuah surat kabar memberinya julukan 'Lion Mama'.

Artikel mereka ditempatkan di sebelah foto seekor singa dan anaknya.

Nama itu kemudian melekat.

"Bagi saya, pertama kalinya, saya tidak suka karena saya tidak paham.

Namun makin ke sini saya paham itu artinya saya pahlawan karena singa akan melindungi anak-anaknya."

Khalayak merespons kejadian itu dengan mengkritik putusan pengadilan untuk mendakwa Nokubonga dengan pembunuhan.

Publik kemudian menggalang dana agar Nokubonga mendapat pendampingan hukum.

Sokongan ini mengangkat semangat Nokubonga.

Namun, luasnya dukungan publik tidak disadarinya sampai ketika dirinya tampil di pengadilan negeri, sebulan setelah serangan.

"Saya takut pergi ke pengadilan. Saya bangun dan berdoa," ujarnya.

Ketika sampai di pengadilan, dia menyaksikan tempat itu penuh dengan orang yang memberinya dukungan.

"Ada banyak orang dari berbagai penjuru Afrika Selatan.

Yang saya katakan ke mereka adalah terima kasih karena pengadilan penuh hadirin artinya mereka mendukung saya.

Mereka benar-benar memberi saya harapan."

Nokubonga kemudian dipanggil oleh hakim.

"Saya diberitahu dakwaan telah dicabut.

Saya hanya berdiri di sana, namun saya gembira.

Pada saat itu saya tahu sistem keadilan mampu memisahkan mana yang benar dan mana yang salah.

Mereka bisa mengetahui saya tidak berniat mengambil nyawa seseorang."

Buhle Tonise mengenang dampak putusan hakim terhadap Siphokazi.

"Setelah kasus itu dicabut, dia menghubungi putrinya.

Untuk pertama kali saya mendengar putrinya tertawa.

Saya pikir itulah saatnya (Siphokazi) mengatakan dia juga ingin para pria itu dipenjara."

Mereka harus menunggu lebih dari setahun agar hal itu bisa terjadi.

Pada 30 Desember 2018, dua penyerang tersisa, Xolisa Siyeka (30) dan Mncedisi Vuba (25)—anggota klan yang sama dengan Nokubonga dan Siphokazi—divonis hukuman 30 tahun penjara.

"Saya amat senang. Saya merasa sedikit aman, namun sebagian dari diri saya merasa mereka pantas dihukum penjara seumur hidup."

Siphokazi

Setelah kasus ini rampung, Siphokazi memutuskan untuk melepas status anonimnya untuk memberi dorongan semangat kepada para penyintas pemerkosaan lainnya.

"Saya ingin mengatakan bahwa setelah serangan semacam itu, masih ada kehidupan.

Anda masih bisa kembali ke masyarakat. Anda masih bisa menjalani kehidupan," ujarnya.

Alih-alih seperti seeekor singa betina yang digambarkan media, Nokubonga tidak menunjukkan amarah yang dahsyat.

Dia bahkan berharap para pemerkosa putrinya bisa mencapai sesuatu yang positif di masa depan.

"Saya berharap ketika mereka selesai menjalani hukuman, mereka bisa kembali sebagai orang yang bertobat atau berubah untuk menceritakan kisah mereka dan menjadi contoh hidup."

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Detik-detik Lion Mama, Ibu Hadapi 3 Pria Pemerkosa Putrinya, 1 Pelaku Tewas dan Kisahnya Melegenda.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas