Sang Ibu Bunuh 3 Pria yang Perkosa Putrinya
Kesunyian tengah malam pecah ketika telepon berdering, membangunkan Nokubonga dari tidurnya.
Editor: Hasanudin Aco
Ruangan pertama adalah kamar tidurnya dan ruangan lainnya adalah dapur.
Dari tempat itu perempuan tersebut mengambil sebilah pisau.
"Saya mengambilnya karena perjalanan dari sini ke tempat lokasi kejadian tidak aman.
Saat itu gelap dan saya harus menggunakan senter pada ponsel saya untuk menerangi jalan."
Dia bisa mendengar jeritan putrinya ketika dia mendekati rumah tersebut.
Saat memasuki kamar tidur, pancaran sinar dari ponselnya membuat dia dapat menyaksikan pemandangan mengerikan: putrinya tengah diperkosa.
"Saya takut...Saya duduk di lantai dan bertanya apa yang mereka lakukan.
Tatkala mereka melihat itu saya, mereka datang menyerang saya.
Di situlah saya berpikir bahwa saya perlu membela diri, reaksi otomatis," tutur Nokubonga.
Nokubonga menolak merinci apa yang terjadi selanjutnya.
Hakim di pengadilan dalam kasus tersebut mengatakan kesaksian Nokubonga menunjukkan perempuan tersebut "menjadi sangat emosional" begitu melihat salah satu pria memperkosa putrinya, sedangkan dua lainnya berdiri dalam keadaan celana turun hingga ke pergelangan kaki.
Hakim Mbulelo Jolwana menambahkan, "Saya bisa memahami bahwa dia diliputi amarah".
Namun, saat menceritakan kembali kejadian saat itu, Nokubonga mengaku dirinya takut—atas keselamatan dirinya dan putrinya. Wajahnya hanya menunjukkan kesedihan dan rasa sakit.
Menjadi jelas dalam persidangan bahwa manakala pria-pria itu menyerang Nokubonga, dia melawan balik menggunakan pisaunya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.