Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Tragedi Bom di Hari Paskah, Wanita Muslim di Sri Lanka Lepaskan Hijab dan Cadar

Setelah insiden bom di hari paskah, wanita muslim di Sri Lanka lepas hijab dan cadar yang biasa mereka kenakan sehari-hari.

Editor: Fitriana Andriyani
zoom-in Setelah Tragedi Bom di Hari Paskah, Wanita Muslim di Sri Lanka Lepaskan Hijab dan Cadar
Dynamite News
Minggu Paskah, Ledakan Bom Terjadi di Tiga Gereja dan Tiga Hotel di Sri Lanka 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah tragedi bom di hari paskah, wanita muslim di Sri Lanka lepas hijab dan cadar.

Ketegangan religius ditambah keputusan pemerintah yang melarang cadar dan penutup wajah sejak tragedi bom Paskah amat berpengaruh terhadap warga Muslim Sri Lanka.

Para perempuan Muslim Sri Lanka terpaksa melepas hijab, cadar atau abaya yang biasa mereka kenakan.

"Saya tidak lagi mengenakan abaya dan hijab beberapa hari belakangan ini karena berbagai komentar dan cara warga lain memandang saya," ujar seorang perempuan yang tak mau disebut identitasnya.

"Saya akan mengenakan hijab kembali jika situasi sudah tenang dan warga mulai tidak terlalu paranoid," tambah dia.

"Sebenarnya hijab tidak dilarang, tetapi banyak orang melihat saya dengan curiga saat melihat saya mengenakan hijab," lanjut dia.

Baca: Selain Sri Lanka, negara mana saja yang melarang cadar?

Baca: Serangan di Sri Lanka: Presiden larang cadar bagi perempuan Muslim

Mareena Thaha Refai, seorang pendakwah dan ketua sebuah organisasi perempuan, mengatakan, untuk saat ini lebih baik mengikuti larangan yang diterapkan pemerintah daripada memicu ketegangan antar-agama.

Berita Rekomendasi

"Ini bukan saatnya memperdebatkan masalah hak. Lebih dari 250 orang tewas dan 500 orang lainnya luka. Turunkan emosi. Mari bicarakan masalah ini dengan tenang," ujar Mareena.

Mareena tidak melihat adanya alasan rasional larangan mengenakan hijab atau cadar yang diberlakukan pemerintah.

Sebab, tak satu pun pelaku bom bunuh diri itu menutup identitas mereka saat meledakkan gereja dan sejumlah hotel di Minggu Paskah lalu.

Sementara itu, Uskup Agung Kolombo Kardinal Malcolm Ranjith mengatakan, pihaknya tidak bisa mengambil posisi terkait larangan penggunaan cadar ini.

Baca: Sri Lanka Larang Wanita Kenakan Cadar, Gereja Ditutup Hari Minggu

Baca: Sepekan Setelah Teror Bom Paskah, Sri Lanka Keluarkan Larangan Mengenakan Penutup Wajah

"Kami tak bisa mengambil posisi. Kami tidak tahu dasar dari strategi ini. Namun, beberapa ulama Muslim menyetujui langkah ini," ujar Ranjith.


Di sisi lain, biksu Buddha ternama di Sri Lanka, Omalpe Sobitha, menyambut baik langkah pemerintah melarang penggunaan cadar.

"Saat orang menutup wajah mereka, kita tidak tahu siapa di balik cadar itu," kata Sobitha.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas