Setelah Tragedi Bom di Hari Paskah, Wanita Muslim di Sri Lanka Lepaskan Hijab dan Cadar
Setelah insiden bom di hari paskah, wanita muslim di Sri Lanka lepas hijab dan cadar yang biasa mereka kenakan sehari-hari.
Editor: Fitriana Andriyani
"Bahkan para kriminal bisa menggunakan pakaian semacam ini untuk menutup identitas mereka. Jadi ini adalah langkah bagus," tambah dia.
Sobitha kemudian mengambil contoh bagaimana sejumlah negara Eropa juga melarang penggunaan penutup wajah di ruang publik.
Di sisi lain, Majelis Ulama Sri Lanka, beberapa hari sebelum larangan cadar diberlakukan, sudah mengimbau para perempuan Muslim agar tidak menutup wajah mereka.
Baca: Kesaksian Korban Serangan Teror di Sri Lanka
Baca: Serangan di Sri Lanka: 15 orang meninggal ketika polisi menggerebek persembunyian terduga pelaku
"Kami mengimbau kepada para saudari kami untuk menyadari adanya situasi darurat di negara kita," demikian Majelis Ulama Sri Lanka dalam pernyataan resminya.
"Kami menyarankan agar dalam situasi saat ini para saudari tidak mencoba menghindari pasukan keamanan yang berusaha memulihkan situasi, dengan mengenakan cadar," tambah majelis.
Sri Lanka, negeri dengan penduduk sebanyak 21 juta jiwa itu, merupakan percampuran antara sejumlah etnis dan kelompok agama. Kelompok mayoritas adalah etnis Sinhala dan pemeluk Buddha.
Sementara pemeluk Islam berjumlah 10 persen dari jumlah penduduk, dan pemeluk Kristen berada di posisi ketiga.
(Kompas.com/Ervan Hardoko)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Bom Paskah, Wanita Muslim Sri Lanka Tanggalkan Hijab dan Cadar".