IJEPA Yang Baru Akan Diumumkan Saat Pertemuan Kepala Negara G-20 di Osaka Jepang Akhir Juni
PM Jepang dan Presiden Indonesia akan bertemu berdua dan akan mengumumkan IJEPA yang baru disepakati bersama
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang baru akan diumumkan secara resmi pada saat pertemuan para kepala negara G-20 akhir Juni 2019 di Osaka Jepang.
"Banyak hal dibahas pada pertemuan antara saya dengan menteri perdagangan Jepang saat dia ke Jakarta belum lama ini. Dan pertemuan berlangsung cukup lama karena pembicaraan juga cukup teknis dan detil saat ini," papar Drs. Enggartiasto Lukita (67) Menteri Perdagangan Republik Indonesia khusus kepada Tribunnews.com Rabu ini (5/6/2019).
Pada hakekatnya kesepakatan yang baru Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) telah diselesaikan dengan baik saat pertemuan tersebut, tambahnya.
"Tinggal substansinya harus diumumkan saat pertemuan kedua kepala negara di Osaka akhir Juni ini seiring dengan KTT G-20 pula," tambahnya lagi.
Nantinya, ungkap Enggartiasto lagi, PM Jepang dan Presiden Indonesia akan bertemu berdua dan akan mengumumkan IJEPA yang baru disepakati bersama sebagai penyempurnaan dari yang lalu.
Menteri Enggartiasto menjelaskan bahwa minggu lalu Menteri Jepang, Hiroshige Seko (56) datang ke kantor kementerian perdagangan Indonesia dan mengharapkan kehadiran serta dukungan Indonesia pada sat KTT G-20 di Osaka akhir Juni 2019.
"Kita juga snagat berharap ministrial meeting menghasilkan suatu konsesus bersama yang baik bagi kedua pihak. Jadi kita datang bukan hanya duduk saja dan menyetujui begitu saja konsensus serta statement yang dibuat Jepang," tekannya lagi.
Selain itu Jepang juga membicarakan mengenai reformasi badan perdagangan dunia (WTO).
"Pada dasarnya kita setuju harus dilakukan reformasi badan dispute settlement WTO yang jadi concern bagi para anggota WTO saat ini karena tambahnya body itu seolah diambangkan oleh Amerika Serikat."
Pihak Jepang pun tampak concern, tambah Menteri Enggartiasto, mengenai krisis body yang menangani dispute settlement di WTO.
"Kita berharap dapat melahirkan pula sesuatu yang lebih khusus mengenai flow data atau informasi. Tapi tidak sedikit yang bicara terminology mengenai data."
Kemudian juga ada catatan mengenai ecommerce yang akan kita berikan perhatian khusus kepada UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Indonesia pula.
"Jepang sepakat pula untuk memberikan perhatian kepada persoalan UMKM."
Hal lain mengenai permintaan kita kepada Jepang mengenai fleksibilitas mereka terhadap Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Permasalahan mengenai menyatukan pola pikir China dengan India.
Jepang sudah ada kemajuan cukup besar bilateral perdagangan dengan China.
"Saya sampaikan di Asean Troika kita akan ketemu pemerintah India, berusaha menjembatani perbedaan China dan India tersebut dan para pemimpin sepakat tahun ini masalah itu harus selesai."
Pada akhirnya nanti para menteri akan melapor kepada kepala negara masing-masing untuk dicermati lebh lanjut.
Demikian pula pembicaraan mengenai perekonomian dunia yang terdampak oleh perang dagang antara China dan Amerika Serikat saat ini.
"Gara-gara hal itu keseluruhan perdagangan dunia menurun. Bagi Indonesia kita harus cari pasar yang baru di berbagai negara."
Menteri Enggartiasto juga mengingatkan pertingnya kesepakatan bersama antara banyak negara.
"Mari kita tunjukan ke dunia bahwa sistim multilateral trading sangat penting dijaga bersama dengan baik dan itu kita sepakati besrama di Jakarta minggu lalu," ujar Menteri Enggartiasto lebih lanjut.
Pada KTT Informal ASEAN ke-3 di Manila pada tanggal 28 November 1999, Kepala Negara / Pemerintah ASEAN menyetujui usulan Perdana Menteri Chuan Leekpai dari Thailand bahwa ASEAN Troika dibentuk sebagai badan ad hoc di tingkat menteri agar ASEAN dapat menangani lebih efektif dan bekerja sama lebih erat pada masalah yang memengaruhi perdamaian dan stabilitas regional.
Tujuan dari Troika ASEAN adalah untuk memungkinkan ASEAN menangani secara tepat waktu masalah-masalah politik dan keamanan regional yang penting serta situasi-situasi yang menjadi perhatian bersama yang cenderung mengganggu perdamaian dan harmoni regional.
Dengan membantu ASEAN menjadi lebih responsif terhadap saling ketergantungan yang tumbuh di antara negara-negara Asia Tenggara, ASEAN Troika akan berfungsi untuk meningkatkan kerja sama ASEAN ke bidang yang lebih tinggi dan selanjutnya berfungsi untuk meningkatkan persatuan dan solidaritas ASEAN, serta keefektifannya secara keseluruhan.