Anggaran Keamanan Cyber Jepang Sekitar Rp 9,49 Triliun Tahun Lalu
Dari anggaran tersebut sekitar 2,5 miliar yen dipakai untuk badan NISC yang dipegangnya bersama Sekretaris Kabinet Yasuhide Suga.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perlindungan bagi situs dan semua terkait internet pemerintahan Jepang benar-benar di jaga dengan sangat ketat. Kelihatan dari anggarannya yang luar biasa besar per tahun.
"Anggaran perlindungan bagi keamanan cyber Jepang tahun lalu saja mencapai sekitar 80 miliar yen (Red: Rp9,49 Triliun)," ungkap Tomoo Yamauchi, Councillor, Deputy Director General Pusat Nasional Kesiapan Kejadian dan Strategi Keamanan Cyber (NISC) Sekretariat Kabinet Jepang kepada tribunnews.com Kamis ini (4/7/2019).
Dari anggaran tersebut sekitar 2,5 miliar yen dipakai untuk badan NISC yang dipegangnya bersama Sekretaris Kabinet Yasuhide Suga.
Perhatiannya kepada Asia Tenggara juga sangat ebsar sehingga 25 dan 26 Juli mendatang Yamauchi akan melakukan pertemuan dengan para akhi cyber dari Asia Tenggara di Hakone Jepang untuk saling tukar informasi mengenai dunia cyber dengan kalangan internasional.
"Kita akan share informasi dengan berbagai negara dan dengan kalangan Asia Tenggara nanti akan bertemu di Hakone guna bertukar pikiran bersama mengenai dunia cyber terutama dalam menghadapi Olimpiade dan Paralimpik tahun depan di Tokyo."
Saat ini instansi yang dipegangnya, NISC melakukan koordinasi dengan berbagai instansi pemerintah Jepang. Namun juga mulai diperluas dengan kerjasama organisasi, masyarakat serta perusahaan Jepang.
"Untuk server kami maaf itu rahasia negara tidak dapat kami ungkapkan apakah berdiri sendiri atau tidak, ini isu sangat sensitif tidak bis akami sampaikan," tambahnya lagi.
Namun dengan anggaran yang mencapai miliaran yen tersebut diperkirakan lembaga ini memiliki server khusus yang sangat canggih sebagai pintu gerbang penjaga dunia internet Jepang yang sangat canggih saat ini.
Pusat strategi cyber security Jepang (NISC) dibentuk di dalam kantor PM Jepang tanggal 9 Januari 2015 dan tahun 2018 dilakukan penyempurnaan berbagai peraturan terkait lembaga tersebut.
Lalu April 2019 ini mulai diefektifkan Dewan Keamanan Cyber Jepang yang kemudian membentuk pula dua tim khusus yaitu Tim Koordinasi Operasi Kemanan pemerintah Jepang (GSOC) dan satu lagi adalah Tim Bantuan Bergerak Cepat apabila ada insiden cyber (CYMAT).
Anggota tim snagat spesialis dan profesional sekali dengan tingkat kemampuan sangat tinggi untuk CYMAT yang akan dikerahkan gerak cepat ke mana pun apabila terdeteksi suatu serangan cyber ke arah berbagai tempat di Jepang.
Tim taktis tersbeut menjadi salah satu andalam penjaga dunia cuber Jepang saat ini dengan kemampuannya yang sangat canggih.
Oleh karena itu detil lebih lanjut seperti jumlah personil dan anggarannya masih dirahasiakan hingga kini karena mirip seperti pasukan khusus Jepang untuyk dunia cyber.
Proteksi infrastruktur cyber lembaga tersbeut dilakukan terhadap 14 sektor antara lain sektor finansial, penerbangan, bandara, informasi komunikasi, tenaga listrik, pasokan gas, medis, air, logistik, sektor kimia, kartu kredit dan perminyakan.
Pusat kendali semua itu ada di markasnya yang berada di dalam kantor PM Jepang dan langsung bertanggungjawab kepada PM Jepang sendiri melalui Sekretariat Kabinet.