Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jepang Sedang Panen Blueberry, Buah Terbaik untuk Mengobati Kelelahan Mata

Blueberry memiliki komponen yang disebut anthocyanin yang dianggap memiliki efek besar pada upaya menyegarkan mata yang lelah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Jepang Sedang Panen Blueberry, Buah Terbaik untuk Mengobati Kelelahan Mata
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Blueberry dari taman pertanian Asami di Nerimaku Tokyo 

Narimaku memliki tanah pertanian terbesar 215,6 hektar dibandingkan 23 wilayah lain yang ada di Tokyo (total tanah pertanian Tokyo seluas 4.073,6 hektar).

Dari 215,6 hektar tanah pertanian di Nerimaku, petani blueberry ada 30 keluarga.

Sisanya 8 keluarga petani bercocok tanam jeruk (3 keluarga), persimmon (2), buah kiwi (1), anggur (1) dan strawberry (1).

Promosi Blueberry agar mudah dikenali dan diterima masyarakat di Jepang juga dengan menggunakan film animasi seperti bisa dilihat di:

https://www.city.nerima.tokyo.jp/kankomoyoshi/animesangyo/nerimaru/neri21.html

Demikian pula berbagai resep makan menggunakan Blueberry diperkenalkan pemda Nerimaku melalui situs dan file PDF nya di:

https://www.city.nerima.tokyo.jp/kankomoyoshi/nogyo/hureai/casualfarm/066112221.files/resipi.pdf

Nikmat rasanya makan blueberry segar di tanah pertanian Jepang.

Baca: Jokowi Akhirnya Secara Terbuka Meminta Izin Pindahkan Ibukota di Depan Sidang Tahunan MPR

Baca: KPK Setuju, Jaksa Agung Berasal dari Non-Parpol: Kualitas yang Sekarang, Masyarakat Bisa Menilai

Berita Rekomendasi

Tak heran kalau sebuah tanah pertanian di Kisarazu beserta wali kota datang ke Indonesia awal Maret lalu bekerjasama dengan berbagai tempat pertanian di Indonesia.

Kini bagaimana hasilnya?

"Tanya saja ke KBRI di Tokyo bagian pertanian," ungkap Ketua Delegasi dari Kisarazu saat itu, Ezawa Sadao yang mendampingi walikota, kepada Tribunnews.com, Jumat (16/8/2019).

Ada sedikitnya 15 jenis blueberry di Jepang dan umumnya baru berproduksi dengan baik, panen menguntungkan setelah para petani Jepang itu menanamnya sekitar 10 tahun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas