Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Temuan Terbaru Tim PBB Sebut Militer Myanmar Berniat Musnahkan Muslim Rohingya

Kata Coomaraswamy ini adalah taktik dasar yang dilancarkan oleh militer Myanmar untuk menghukum penduduk sipil etnis Rohingya.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Temuan Terbaru Tim PBB Sebut Militer Myanmar Berniat Musnahkan Muslim Rohingya
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
PEDULI MUSLIM ROHINGYA - Massa yang tergabung dalam Keluarga Besar Persatuan Islam (Persis) Jawa Barat melakukan Aksi Peduli Muslim Rohingya, di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (24/11/2016). Dalam aksinya, mereka menyerukan mengutuk tindakan pembunuhan massal yang dilakukan militer Myanmar terhadap muslim Rohingya dan mendesak Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan protes diplomatik terhadap Pemerintah Myanmar dengan cara mengusir pulang Duta Besar Myanmar untuk Indonesia di Jakarta. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR - Misi pencari fakta PBB menyimpulkan, militer Myanmar bermaksud melakukan genosida terhadap etnis Muslim Rohingya ketika mereka mengusir ratusan ribu etnis itu pada tahun 2017.

Dalam laporan yang dirilis hari Kamis (22/8/2019), PBB juga mengatakan, pemerintah Myanmar gagal memenuhi tanggung jawabnya, berdasar Konvensi Genosida, untuk menyelidiki dan menghukum tindakan genosida.

Ketika merilis laporan itu, Radhika Coomaraswamy, pakar dalam misi tersebut mengatakan, "Kami diminta menyelidiki pelanggaran hak asasi, tanggung jawab dasarnya ada pada Tatmadaw."

Tatmadaw adalah nama resmi angkatan bersenjata (militer) Myanmar.

Baca: Trump bertemu dengan tokoh Muslim Uighur dan Rohingya, China protes

Baca: Jurnalis Myanmar Yang Dipenjara Karena Berita Rohingya Dapat Penghargaan Pulitzer

Lebih dari 700.000 Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine, Myanmar utara, pada Agustus dan September 2017, setelah serangan oleh gerilyawan Rohingya terhadap pasukan keamanan di sana menyebabkan militer melakukan pembalasan.

Etnis Rohingya terus mencari perlindungan di kamp pengungsi di Bangladesh, negara tetangga Myanmar.

Misi pencari fakta itu berfokus pada kekerasan seksual dan berbasis gender, yang dilaporkan secara luas oleh para penyintas yang tiba di Bangladesh.

Pengungsi Rohingya di kompleks SKB Bireuen
Pengungsi Rohingya di kompleks SKB Bireuen (SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS)
Berita Rekomendasi

Misi menyimpulkan, Tatmadaw menunjukkan "niat melakukan genosida" terhadap kelompok minoritas Muslim itu dengan "secara sengaja merusak kondisi kehidupan perempuan dan anak perempuan Rohingya yang diperhitungkan akan membawa kehancuran bagi Rohingya secara keseluruhan atau sebagian."

Ini termasuk pembunuhan sistematis dan perkosaan beramai-ramai atas perempuan yang masih subur, dan mutilasi atau perusakan organ seksual mereka. Juga banyak serangan atas perempuan hamil dan bayi.

Kata Coomaraswamy ini adalah taktik dasar yang dilancarkan oleh militer Myanmar untuk menghukum penduduk sipil etnis Rohingya.

Misi pencari fakta itu tidak diizinkan masuk ke Myanmar, tapi laporannya disusun berdasarkan wawancara dengan sekitar 300 korban dan saksi-saksi yang berada di luar Myanmar. (ka/ps)

Sumber: VOA
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas