Pemimpin ISIS Al-Baghdadi Dikabarkan Jatuh Sakit
Sumber tersebut juga mengatakan tentang banyaknya konflik internal yang terjadi dalam kelompok ISIS
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM - Dewan Yudisiak Irak, pada Kamis (5/9/2019) mengabarkan bahwa pemimpin organisasi teroris ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi jatuh sakit.
Pihak Dewan Yudisial mengaku mendapatkan informasi tersebut dari sumber yang dekat dengan pemimpin ISIS itu, menurut kantor berita Irak.
Baca: Terduga Teroris Pelaku Bom Bunuh Diri Dibaiat Abubakar Al Baghdadi
Sumber tersebut juga mengatakan tentang banyaknya konflik internal yang terjadi dalam kelompok ISIS.
Dewan menyampaikan informasi itu disampaikan sepupu al-Baghdadi, Rabah Ali Ibrahim al-Badri, yang mengungkapkan saat dirinya sedang bersama dengan pemimpin ISIS tersebut.
"Saya dekat dengan al-Baghdadi, kami tumbuh bersama dan berpisah pada tahun 80-an, ketika dia pindah untuk belajar di Baghdad, di mana al-Baghdadi mendapatkan gelar PhD-nya."
"Selama waktu itu kami masih bertemu sesekali," kata al-Badri, dikutip Al Arabiya.
"Saat kekhalifahan mengumumkan kendalinya atas beberapa provinsi dan kota, tiga dari enam anak saya berjanji setia kepada kelompok itu, karena sebagian besar penduduk melakukannya," tambahnya.
Berbicara kepada hakim, yang khusus menangani kasus-kasus intelijen Irak, al-Badri mengatakan bahwa dirinya bekerja di bidang pertanian, selama tinggal di wilayah yang dikuasai ISIS.
Dia mengungkapkan pentingnya sektor itu untuk kekhalifahan.
Ketika ditanya tentang keberadaan al-Baghdadi setelah pasukan Irak mengambil alih benteng terakhir ISIS, al-Badri menjawab bahwa dirinya mendapat banyak peringatan dari saudaranya untuk tidak berusaha menemui dirinya.
"Saudaranya adalah penjaga keamanannya dan dia bertanggung jawab untuk melindunginya dari pasukan keamanan. Jadi saya tidak berusaha untuk menghubunginya," ujar al-Badri.
Namun suatu hari, lanjutnya, seorang saudara laki-laki al-Baghdadi mendatanginya, dan membawanya menuju ke sebuah lokasi yang dirahasiakan.
"Al-Baghdadi tinggal di sebuah rumah kecil yang luasnya tak lebih dari 150 meter persegi," ujarnya menambahkan bahwa di sana dia akhirnya bertemu al-Baghdadi.
"Ketika saya memberi tahunya tentang konflik yang terjadi di penjuru negeri setelah kepergiannya, dia mengatakan dia tahu semua yang terjadi."