Wafatnya BJ Habibie Membuat PM Malaysia Mahathir Mohamad Sedih: Dia adalah Teman Baik Saya
Wafatnya BJ Habibie membuat sedih Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad: Dia adalah teman baik saya.
Editor: Pravitri Retno W
Wafatnya BJ Habibie membuat sedih Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad: Dia adalah teman baik saya.
TRIBUNNEWS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengucapkan belasungkawa setelah mantan Presiden RI BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019).
Dalam akun Twitter-nya, PM berjuluk Dr M itu mengucapkan pernyataan dukacita kepada rakyat Indonesia atas kepergian mantan presiden berusia 83 tahun itu.
"Sesungguhnya pemergiannya (BJ Habibie) satu kehilangan besar.
Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas Rohnya. Al Fatihah," ujar Mahathir Mohamad dalam kicauannya.
Baca: Mahfud MD: Andai Dibolehkan, Saya akan Protes karena BJ Habibie Wafat
Baca: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Kompas TV Pemakaman BJ Habibie, Begini Rangkaian Prosesinya
Mantan presiden dengan nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie itu menjabat pada periode 1998 hingga 1999, atau di periode pertama jabatan Mahathir.
Kepada awak media sesuai menghadiri acara makan malam dalam perayaan 35 tahun Universitas Binary seperti dikutip The Star, Mahathir mengaku sangat sedih.
"Dia adalah teman baik saya. Jadi saya merasa sangat sedih."
"Dia tentunya merasa sangat sakit. Saya belum menemuinya dalam waktu lama," katanya.
Selain PM berusia 94 tahun, ucapan belasungkawa juga datang dari Presiden Partai Keadilan Rakyat yang juga sekutu Mahathir, Anwar Ibrahim di media sosialnya.
Baca: Pemakaman Habibie di TMP Kalibata: Orang Pertama Turunkan Jenazah hingga Dimakamkan di Samping Ainun
Baca: BJ Habibie: Sosok Paling Dikagumi di Indonesia hingga Namanya Diabadikan di Jembatan Timor Leste
"Menerima kabar duka dari Indonesia. Sahabat karib saya yang juga mantan presiden ke-3 BJ Habibie meninggal dunia pada hari ini (Rabu)," ujar Anwar.
Dalam statusnya di Facebook, Anwar mengungkapkan Habibie merupakan sosok yang dia anggap sebagai keluarga dan memahami penderitaannya setelah selesai dioperasi.
Dia memandang presiden kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, itu sebagai figur sederhana, bicaranya yang cerdas dan panjang.
Tapi, Habibie bukanlah politisi biasa.