PPN Jepang Jadi 10% Bikin Bingung Warga, Namun Disambut Pesta di Restoran
PPN yang baru memang cukup membingungkan beberapa orang Jepang terutama makan dan minum di dalam toko atau di bawa pulang (hanya PPN 8%).
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tepat jam 00:00 pagi ini (1/10/2019) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Jepang dari 8% menjadi 10% dan disambut berbagai tanggapan termasuk yang masih bingung.
“Pajak 10% kalau makan di dalam sini kalau dibawa pulang 8%. Tapi di dalam mall ini pasti ada yang bilang bawa pulang tapi makan dalam sini bagaimana? Cuma modal percaya di pembeli repot ini,” ungkap Tsuta Minori seorang warga Adachi-Ku Tokyo kepada Tribunnews.com Senin siang ini (1/10/2019).
PPN yang baru memang cukup membingungkan beberapa orang Jepang terutama makan dan minum di dalam toko atau di bawa pulang (hanya PPN 8%).
Dengan demikian kasir pun punya dua perhitungan pencetak elektronik, satu 8% dan satu pencetan lain 10%. Pihak kasir pun harus bertanya, “Mau makan dalam toko atau bawa pulang?”
Di konbini yang ada tempat duduk seperti cafe juga sama. Makan dalam konbini seperti Family Mart, kena 10%. Tapi belanjaan Famili Mart dimakan di rumah PPN hanya 8%.
Sementara itu taksi-taksi di Jepang mulai pagi ini mengganti tarif taksi dari 410 yen menjadi 420 yen begitu baru masuk dan duduk di taksi .
Menjelang kenaikan PPN kemarin malam, beberapa orang berkumpul bahkan merayakan pergantian PPN menjadi 10% dengan semarak seperti pergantian tahun baru.
“Ayo semangat jangan mau kalah dengan kenaikan PPN menjadi 10%,” teriak semua orang saat jam menunjukkan angka jam 12 tengah malam.
Tak ketinggalan pompa bensin antri panjang menjelang kenaikan PPN di Jepang kemarin malam.
“Bos saya bilang supaya dipenuhi tanki bensin mobil ini,” pakar Aya Tanaka kepada Tribunnews.com kemarin .
Pergantian PPN dianggap aman meskipun tidak sedikit keluhan di sana sini karena cukup membingungkan .
Belum lagi penggunaan poin dan pengembalian sekian persen biaya apabila pembayaran menggunakan kartu kredit misalnya.
Tampak sekali upaya pemerintah Jepang untuk mengubah pola pembayaran tunai saat ini sekitar 70-an persen menjadi terbalik,70% sedikitnya masyarakat pakai e-money nantinya .