Irak Rusuh: Polisi Tembaki Demonstran, Lebih dari 100 Orang Tewas
Ini merupakan hari keenam kerusuhan di mana jumlah korban tewas sekarang telah melampaui 100 orang dan lebih dari 6.000 lainnya terluka.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BAGHDAD - Setidaknya, delapan orang tewas dalam bentrokan terbaru antara pasukan keamanan Irak dan pengunjuk rasa anti-pemerintah pada hari Minggu (6/10/2019).
Ini merupakan hari keenam kerusuhan di mana jumlah korban tewas sekarang telah melampaui 100 orang dan lebih dari 6.000 lainnya terluka.
Melansir Reuters yang mengutip sumber kepolisian, delapan korban tewas berasal dari Baghdad timur. Bentrokan tak dapat dihindarkan setelah polisi yang didukung oleh angkatan bersenjata menggunakan peluru tajam.
Para demonstran turun ke jalan berjam-jam setelah pemerintah mengumumkan reformasi untuk mencoba meredakan kemarahan publik atas korupsi dan tingginya angka pengangguran.
Kerusuhan adalah tantangan keamanan dan politik terbesar bagi pemerintahan Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi sejak berkuasa setahun yang lalu.
Bentrokan telah menghidupkan kembali kekhawatiran akan spiral kekerasan baru yang dapat menyedot kelompok-kelompok milisi yang berpengaruh dan dieksploitasi oleh Islamic State.
Baca: Jelang Pelantikan Presiden, Ini Gambaran Kabinet Jokowi 2019-2024, Ada yang Terpental dan Bertahan
Sebelum bentrokan terakhir di distrik perumahan Sadr City di ibukota, jurubicara Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan, jumlah korban tewas mencapai 104 orang, termasuk delapan anggota pasukan keamanan, dalam kerusuhan sejak Selasa lalu.
Baca: Enggan Salami Surya Paloh di Gedung DPR, Mega Makin Akrab dengan SBY di HUT TNI
Selain itu, ada 6.107 orang yang terluka, termasuk lebih dari 1.000 polisi dan pasukan keamanan, dan puluhan bangunan telah dibakar.
Namun dia membantah pasukan keamanan telah menembak langsung ke arah para pengunjuk rasa.
Dua tahun setelah Irak menyatakan kekalahan Islamic State, tingkat keamanan di negara tersebut telah meningkat. Akan tetapi, korupsi merajalela, infrastruktur yang rusak belum dibangun kembali dan lapangan pekerjaan sangat langka.
Baca: Harta Karun Emas yang Muncul di Lokasi Kebakaran Hutan Sumsel Kini Jadi Buruan Warga
Aksi protes yang terjadi hampir di seluruh wilayah negara itu, tampaknya tidak diorganisir oleh satu kelompok politik tunggal dan tampaknya mengejutkan pemerintah.
Pada rapat kabinet darurat pada Sabtu (5/10) malam, pemerintah menyetujui rencana 17 poin untuk meningkatkan perumahan bersubsidi bagi kaum miskin, tunjangan untuk para pengangguran dan program pelatihan dan inisiatif pinjaman kecil untuk kaum muda yang menganggur.
Keluarga dari korban yang tewas dalam aksi demonstrasi minggu ini juga akan menerima bantuan dan perawatan yang biasanya diberikan kepada anggota pasukan keamanan yang terbunuh selama perang.
"Di tengah semua ini, saya bersumpah kepada Tuhan bahwa satu-satunya kepedulian saya adalah korban," kata Abdul Mahdi seperti dikutip oleh televisi pemerintah usai pertemuan kabinet seperti yang dilansir Reuters.