Angin Topan Dahsyat Lumpuhkan Kota Tokyo, Tujuh Tewas, 15 Hilang
Topan Hagibis diperkirakan akan menuju ke laut pada hari Minggu malam setelah mengitari pulau Hokkaido utara.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tujuh orang tewas dan 15 orang dilaporkan hilang setelah serangan angin topan paling dahsyat dalam beberapa dasawarsa melanda Jepang dan melumpuhkan Tokyo, membanjiri sungai, dan mematikan aliran listrik hampir setengah juta rumah.
Reuters mengutip NHK, Minggu (13/10/2019) melaporkan, pihak berwenang telah mencabut peringatan hujan dan banjir untuk wilayah Kanto di sekitar Tokyo setelah hujan terhenti sebelum fajar ketika topan itu melanda pesisir timur laut Jepang.
Peringatan untuk daerah utara ibukota mulai dicabut pada Minggu pagi ini.
Topan Hagibis diperkirakan akan menuju ke laut pada hari Minggu malam setelah mengitari pulau Hokkaido utara.
NHK melaporkan, tujuh orang tewas di daerah-daerah termasuk prefektur Chiba, Gunma, Kanagawa dan Fukushima yang mengelilingi Tokyo.
Di antara mereka yang tewas adalah seorang pria berusia 60-an yang ditemukan di sebuah apartemen banjir di Kawasaki.
Sementara 15 orang dilaporkan hilang. Jutaan orang telah diperingatkan sebelumnya untuk mengungsi. Sekitar 425.000 rumah tidak memiliki aliran listrik akibat topan dahsyat itu.
Di Fukushima, utara ibukota, Tokyo Electric Power Co melaporkan pembacaan tidak teratur dari sensor yang memantau air di pabrik nuklir Fukushima Daiichi, tadi makam.
Pabrik itu lumpuh akibat gempa bumi dan tsunami 2011.
Hujan deras menyebabkan sungai membanjiri tepian di bagian prefektur Fukushima dan Nagano, menenggelamkan rumah-rumah dan sawah-sawah dan memaksa beberapa orang untuk naik ke atap mereka demi keamanan.
Rumah-rumah di sepanjang sungai Chikuma di Nagano hampir di bawah air dan setidaknya satu orang diselamatkan dari atap rumah dengan helikopter, demikian laporan NHK. Sebagian jalan tersapu banjir.
Pihak berwenang mengeluarkan peringatan dan perintah evakuasi untuk lebih dari 6 juta orang di seluruh Jepang ketika badai melepaskan hujan dan angin. Sekitar 100 cedera telah dilaporkan sejauh ini.
Badai, yang menurut pemerintah menjadi yang terkuat melanda Tokyo sejak tahun 1958 itu, membawa curah hujan yang memecahkan rekor di banyak daerah, termasuk kota resor populer Hakone, yang dihantam hujan 939,5 mm (37 inci) selama 24 jam.
Topan Hagibis, yang berarti "kecepatan" dalam bahasa Filipina Tagalog, mendarat di pulau utama Jepang Honshu pada Sabtu malam. Gempa berkekuatan 5,7 mengguncang Tokyo tak lama setelah itu.