Pembunuh Bayaran di China Saling Sewa Untuk Habisi Nyawa Targetnya, Begini Kasusnya Terungkap
Kasus bermula saat pengusaha Tan Yaouhui menyewa hitman untuk "melenyapkan" saingannya dengan nilai kontrak 282.000 dollar AS.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, NANNING - Kasus upaya pembunuhan di Guangxi, China, terungkap setelah targetnya melapor kepada aparat kepolisian.
Dari laporan tersebut, terungkap bila upaya pembunuhan tersebut memiliki rantai yang panjang karena para pembunuh bayaran berusaha saling menyewa untuk menghabisi nyawa targetnya.
Akibatnya sejumlah pembunuh bayaran tersebut dijatuhi hukum penjara.
Kasus bermula saat pengusaha Tan Yaouhui menyewa hitman untuk "melenyapkan" saingannya dengan nilai kontrak 282.000 dollar AS atau sekitar Rp 3,9 miliar.
Baca: Lewis Hamilton Berusaha Merendah Jelang Menghadapi F1 GP Meksiko 2019
Namun, si pembunuh bayaran itu ternyata menyewa orang lain, dengan kontrak yang telah dikurangi sebesar 141.000 dollar AS atau Rp 1,9 miliar.
Setelah itu seperti diberitakan BBC Selasa (22/10/2019), para pembunuh bayaran itu saling menyewa untuk melenyapkan targetnya.
Hingga akhirnya eksekutor yang terakhir menemui calon korban, yang diidentifikasi hanya bermarga Wei di kafe, dan menawarkan kematian palsu.
Baca: Penjelasan LIPI Terkait Temuan Ikan Bertuliskan Kata Ambon di Seram Barat
Keenam terdakwa, lima pembunuh bayaran dan Tan, terbukti bersalah atas percobaan pembunuhan dalam pengadilan di Nanning yang berlangsung tiga tahun terakhir.
Saga dari algojo itu awalnya terjadi pada 2013.
Saat itu, Wei mengambil langkah hukum perusahaan yang dikelola Tan dalam sebuah perselisihan.
Takut dia bakal kehilangan banyak uang karena kalah dalam pengadilan, Tan menghubungi pembunuh bayaran pertama yang diidentifikasi bernama Xi Guangan.
Baca: Kalangan Pendidikan Dukung Langkah Jokowi Angkat Nadiem Makarim Jadi Mendikbud
Xi menyepakati.
Namun tak lama kemudian, dia meminta eksekutor lain, Mo Tianxiang, untuk melakukan tugasnya membunuh Wei.
Saat itu, Xi menawarkan kontrak dengan nilai setengahnya.
Namun, Xi sempat meminta Tan untuk membayarnya 1 juta yuan atau Rp 1,9 miliar, jika tugasnya selesai.