Konfirmasi Kematian Al-Baghdadi, ISIS Umumkan Pemimpin Baru
Menurut Trump, aksi itu dilakukan ketika al-Baghdadi digerebek pasukan elite AS di sebuah desa di Suriah, Sabtu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - ISIS mengkonfirmasi kematian pemimpin tertingginya Abu Bakr Al-Baghdadi di tangan pasukan khusus Amerika Serikat (AS).
Hal itu diungkap ISIS, setelah beberapa hari, Al-Baghdadi dan dua anaknya tewas dalam serangan pasukan Amerika Serikat di Suriah Utara.
Melansir The New York Times, Jumat (1/11/2019), ISIS mengkonfirmasi kematian Al-Baghdadi pada Kamis (31/10/2019).
Bersamaan dengan itu pula ISIS mengumumkan seorang pemimpin baru dan memperingatkan Amerika untuk tidak berbahagia atas tewasnya Al-Baghdadi.
Dalam rekaman audio yang diunggah di aplikasi Telegram, ISIS menyatakan tengah berkabung atas kematian Al-Baghdadi, yang memimpin organisasi selama hampir satu dekade.
Juru bicara ISIS, Abu Hassan al-Muhajir, yang banyak dianggap sebagai penerus potensial juga turut tewas sehari setelah Al-Baghdadi tewas dalam operasi khusus AS di Suriah.
Baca: 38 Kontainer Berisi Sampah Dikirim Balik ke Amerika Serikat
Al-Muhajir tewas pada Minggu (27/10/2019), dalam sebuah serangan udara di tempat lain di utara Suriah.
ISIS pun mengumumkan pemimpin barunya untuk menggantikan Al-Baghdadi. Sosok itu bernama Abu Ibrahim al-Hashemi Al-Qurayshi.
Namun ISIS tidak memberikan penjelasan mengenai pemimpin barunya itu.
Hampir tidak ada yang diketahui secara umum tentang Al-Qurayshi, termasuk nama aslinya.
Analis kontraterorisme yang bereaksi Kamis (31/10/2019), mencoba untuk mencari tahu siapa dia.
Pengumuman pemimpin baru ISIS itu berdurasi tujuh menit, 37 detik.
Dalam rekaman audio itu ISIS juga memberi peringatan ke Amerika Serikat.
"Jangan bahagia Amerika, atas kematian Syekh Al-Baghdadi. Semoga Allah menerimanya," demikian disampaikan dalam pengumuman itu.
Trump Ungkap Kematian Tragis Pimpinan ISIS al-Baghdadi
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengkonfirmasi pimpinan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi telah tewas setelah meledakkan rompi bom bunuh diri.
Menurut Trump, aksi itu dilakukan ketika al-Baghdadi digerebek pasukan elite AS di sebuah desa di Suriah, Sabtu.
"Dia tewas setelah berlari ke jalan buntu, merintih, menangis dan menjerit sepanjang jalan," kata Trump dalam keterangan pers di Gedung Putih, Minggu (27/10/2019).
Menurutnya, al-Baghdadi yang dikenal kejam itu menghabiskan saat-saat terakhirnya dalam ketakutan total, sangat panik dan ketakutan.
Trump menambahkan mengatakan pasukan khusus AS melakukan serangan malam hari yang berani dan berhasil menyelesaikan misi mereka.
Tidak ada tentara AS yang terbunuh tetapi sejumlah pengikut al-Baghdadi ikut tewas bersama pemimpinnya.
Presiden Trump menambahkan ia tidak memberi tahu semua anggota Kongres AS tentang operasi militer terhadap al-Baghdadi.
Baca: Halloween di Jepang Apa Saja Yang Ditekankan dan Perkembangannya?
"Kami hanya memberi tahu beberapa orang," katanya.
Alasannya, sering terjadi kebocoran informasi rahasia di AS.
"Tidak ada negara di dunia yang mengalami bocor informasi seperti kita," katanya.
Trump tidak ingin pasukan AS yang melakukan penyergapan disambut oleh anak buah al-Baghdadi hanya karena terjadi kecocoran informasi.
"Kebocoran bisa menyebabkan kematian mereka semua," katanya.
Trump mengungkapkan al-Baghdadi telah dipantau selama beberapa minggu.
Ada dua atau tiga misi terpaksa dibatalkan sampai akhirnya tim terakhir berhasil menewaskan sasaran.
Trump mengaku menyaksikan operasi rahasia itu di Situation Room Gedung Putih, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
"Itu adalah misi yang sangat berbahaya," katanya.
Trump berterima kasih kepada Rusia, Turki, Suriah, Irak, dan Kurdi Suriah, karena membantu operasi tersebut.
Dia mengatakan Kurdi Suriah memberi informasi bermanfaat bagi AS.
"Pasukan operasi khusus AS mengeksekusi serangan malam yang berbahaya dan berani di barat laut Suriah. Personel AS luar biasa. Aku harus banyak menontonnya. Tidak ada personel yang hilang dalam operasi itu. Sedang sejumlah besar kawan Baghdadi terbunuh bersamanya," ujar Trump.
Menurut Trump, ledakan rompi bunuh diri juga menewaskan tiga anak al-Baghdadi.
"Sebanyak sebelas anak muda dipindahkan dari rumah dan tidak terluka. Satu-satunya yang tersisa adalah Baghdadi di dalam terowongan. Ia menyeret tiga anaknya yang masih kecil bersamanya," terang Trump.
Ketika mencapai sebuah terowongan, ternyata jalan yang dilalui al-Baghdadi itu ternyata buntu.
"Dia menarik rompinya, membunuh dirinya sendiri dan ketiga anak itu. Tubuhnya dimutilasi oleh ledakan itu," kata Trump. (The New York Times/FoxNews/AP/AFP/CNN/BBC)