4 Peserta Pelatihan dari Indonesia Belajar Budidaya Belut di Wakayama Jepang Hingga Juli 2020
Empat peserta pelatihan dari Indonesia sejak 1 November lalu belajar budi daya belut di Perfektur Wakayama Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Empat peserta pelatihan dari Indonesia sejak 1 November lalu belajar budi daya belut di Perfektur Wakayama Jepang.
"Semoga saja bermanfaat dengan belajar di Jepang," harap Tadahiko Okada, Kepala Pusat Penelitian Perikanan dan Pusat Pembibitan Akuakultur di Universitas Kinki di Shirahama, Perfektur Wakayama, Jumat (1/11/2019).
Empat orang dari perusahaan Indonesia PT Sri Tani Pemuka, anak perusahaan Japfa Comfeed, yang memproduksi dan menjual pakan akuatik dan ikan budidaya.
Baca: Warisan Budaya Dunia Shirakawago Jepang Terbakar, Rumah Tradisional di Sekitar Lokasi Disemprot Air
Baca: Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Dukung Prioritas Pembangunan Jokowi
Mereka belajar di Pusat Penelitian Perikanan dan Pusat Pembibitan Akuakultur di Universitas Kinki di Shirahama, Perfektur Wakayama.
Mempelajari teknik akuakultur permukaan laut. Keempatnya akan tetap di Jepang sampai Juli tahun 2020.
Pada tanggal 1 November minggu lalu ada upacara penyambutan di laboratorium.
Pada bulan April 2019, pusat penelitian tersbeut dan perusahaan menandatangani nota kesepahaman untuk bekerja sama pada pertukaran personel yang bertujuan membangun teknologi budidaya belut.
Baca: Polisi Jepang Dikerahkan Grebeg Markas Besar Yakuza Yamaguchigumi Terkait Penipuan
Baca: Terpilih 2 Orang Modeller Pro dan Gunpla Builders Indonesia yang akan Ikut Kompetisi di Jepang
Keempat siswa dibagi menjadi kantor Shirahama (Kota Shirahama) dan Uragami (Nachikatsuura) untuk belajar tentang produksi bibit bream laut merah dan menerima materi terkait dari universitas setempat.
Alasan penanganan bream laut merah (Ikan Madai) adalah karena proses seperti pengumpulan telur, kontrol suhu, pemberian makan, dan seleksi dapat digunakan pada spesies ikan lainnya.