Mau Lulus Ujian Hukum Jepang, Naik Gunung Fuji Sambil Siaran Langsung Malahan Meninggal
Jenazah ditemukan di Pos No.6 gunung Fuji sekitar 3000 meter ketinggian di atas permukaan laut.
Editor: Johnson Simanjuntak
Ada berbagai alasan mengapa orang tetap bandel mendaki selama musim penutupan.
Mereka percaya dengan semakin tinggi tantangam dipercaya tubuh dan jiwa semakin kuat.
Itulah sebabnya dilakukan Shiobara yang mendaki gunung baru-baru ini karena berharap dapat semakin kuat jiwa dan raganya sebelum menghadapi ujian hukum pengacara yang direncanakan dilakukan setelah turun dari pendakian gunung Fuji.
"Peluang untuk melihat pemandangan bagus saat pendakian gunung (di musim dingin) lalu di posting di internet telah meningkat," kata Masaya Sasakawa, manajer ATC Store, toko alat-alat pendakian gunung di Koizumi, Kota Fujinomiya.
Selain itu, tambahnya, apabila alat cukup lengkap, jika tergelincir, dipercaya tidak akan ada pohon yang menghalangi dan tidak akan berhenti. Namun tetap ada batu dan bila berbenturan dengan batu saat jatuh tentu akan meninggal.
Masanobu Sakagami, Wakil Polisi Korps Penolong Gunung, mengatakan, "Gunung Fuji di musim dingin sangat berangin dan sangat berbahaya bagi orang yang berpengalaman sekalipun. Musim panas dan musim dingin Gunung Fuji benar-benar berbeda situasi dan kondisinya."
Pihak kepolisian Jepang benar-benar mengharapkan semua pendaki gunung menghindari pendakian gunung Fuji saat ini yang justru sangat bahaya dengan melihat kasus Shiobara tersebut pula, sebagai salah satu korban.
Bagi penggemar Jepang dapat bergabung ke dalam kelompok WAG Pecinta Jepang dengan kirim email ke: info@jepang.com.