Antisipasi Hackers, 16 Bulan Terakhir 100 Situs di Jepang Diubah Pengamanannya
Selama 16 bulan terakhir sampai dengan 31 Oktober 2019 tercatat sedikitnya 100 situs Jepang diubah pengamannya karena adanya ancaman hackers.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Selama 16 bulan terakhir sampai dengan 31 Oktober 2019 tercatat sedikitnya 100 situs Jepang diubah pengamannya karena adanya ancaman hackers.
Selain itu sedikitnya 100.000 nomor kartu kredit dicuri.
"Saat anda dapat berbelanja kalau ada yang sedikit aneh saja, langsung stop. Data kartu kredit bisa dicuri, sulit untuk melihat kerusakan. Pesan kesalahan yang muncul diantisipasi dengan segera jangan klik lagi, tutup situs tersebut," kata Asaya Sato, anggota tim penanggulangan kejahatan ekonomi dan keuangan dari Pusat Penanggulangan Kejahatan Dunia Maya Jepang kepada NHK, Senin (2/12/2019).
Banyak sekali situs belanja internet telah dirusak, dijebol hackers untuk mencuri informasi kartu kredit di dalamnya.
Baca: Sinterklas dari Finlandia Mendarat di Bandara Narita Tokyo Jepang untuk Merayakan Natal
Baca: Baim Wong Diam-diam Susul Raffi Ahmad ke Jepang Pakai Kostum Tak Terduga, Gigi Kaget: Mau Pipis Gue!
Baca: Pembangunan Stadion Nasional Olahraga untuk Olimpiade 2020 Tokyo Jepang Rampung
Sedikitnya 100.000 data dicuri selama 16 bulan terakhir ini yang berarti sekitar 6.250 data dicuri per bulan.
Teknik pengrusakan situs untuk mencuri data masyarakat tersebut mulai ramai dilakukan hackers sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang khususnya ke situs belanja online.
Kerusakan yang dialami situs internet tersebut banyak terjadi pada perusahaan kecil dan menengah baik di Tokyo yang menjual e-book maupun perusahaan penjualan handuk di Kota Matsuyama.
Itulah sebabnya kini tidak sedikit perusahaan online belanja Jepang mengganti atau mengubah sistem sekuritinya sebagai bagian antisipasi hackers yang semakin lama semakin aktif merusak berbagai situs di Jepang.