Komentar Palsu Berbagai Produk Online Shopping dari Kalangan China dalam Bahasa Jepang
Acara televisi NHK Close-up Gendai menampilkan banyaknya komentar palsu dari berbagai produk shopping online yang dibuat oleh orang China.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Acara televisi NHK Close-up Gendai dari TV NHK beberapa waktu lalu menampilkan secara blak-blakan banyaknya komentar palsu dari berbagai produk shopping online yang dibuat oleh orang China dalam bahasa Jepang.
"Bahkan sudah jadi produksi dan industri tersendiri dengan peringkat peralatan khusus dan pengiriman otomatis ke banyak platform shopping online di Jepang," ungkap sumber yang diburamkan gambarnya dan suara sumber itu pun juga diubah saat diliput NHK.
Pengamatan Tribunnews.com ke berbagai produk yang diberikan komentar serta rating satu bintang, 2, 3, 4, dan 5 bintang dari berbagai shopping online di Jepang terlihat jelas bahasa Jepang yang digunakan aneh.
"Bahasa Jepang yang ditulis pada komentar produk-produk dijual online tersebut banyak yang aneh. Jelas itu bukan dibuat oleh orang Jepang," kata Tomoki Fukuma, President and CEO of TDAI Lab. khusus kepada Tribunnews.com, Senin (2/12/2019).
Meskipun demikian pemberian bintang yang aneh, di tengah banyaknya komentar konsumen lainnya, menurutnya pasti ketahuan, karena memang bukan bahasa saja yang aneh tetapi juga bintang yang diberikan juga aneh.
Misalnya umumnya orang memberikan 4 bintang atau 5 bintang yang berarti puas, tetapi orang tersebut memberikan satu bintang atau dua bintang saja dan dianggap tidak wajar.
Pemalsuan bagaimana pun dalam pemberian komentar yang tidak wajar pasti akan ketahuan karena dengan aplikasi yang dibuatnya juga bisa mendeteksi di tempat lain, orang yang sama, dengan komentar yang aneh-aneh pula, tidak wajar seperti umumnya pemberi komentar pembeli produk secara normal.
Fukuma menciptakan teknologi AI dengan aplikasi Wise Review yang bisa mendeteksi dan menilai dengan cepat hanya 2 menit, di mana toko makanan paling enak di suatu tempat (misalnya Ramen hanya di Tokyo saja).
Penilaiannya berdasarkan semua komentar yang muncul di shopping online atau di situs restoran makanan yang muncul di Google.
Baca: Dikabarkan Dekat, Luna Maya Ajak Ryochin Saat Makan Malam Bareng Raffi Ahmad dan Nagita Slavina
Baca: Gara-gara Rugby, One Team Terpilih Jadi Kata Terpopuler Selama 2019 di Jepang
Baca: Viral di Medsos, Seafood di Atas Sushi Terlihat Bergerak Saat Hendak Dimakan
"Kalau shopping online itu katakanlah XXX menampilkan produk dan ada komentar-komentar pembeli muncul di produk jualannya, dengan mudah dapat mengambil komentar-komentar itu dan menganalisa produk tersebut yang bisa mengarah untuk lebih fokus penjualan supaya lebih laku terjual," jelas dia.
Jepang tampaknya jadi sasaran para pembeli komentar palsu dari China karena warga Negeri Sakura ini memiliki kekuatan uang untuk membeli produk.
Tak heran muncul cara-cara kotor dengan komentar palsu dilakukan berbagai oknum yang mendapat bayaran pula untuk memberikan komentar palsu tersbeut.
Bukan hanya komentar palsu bahkan ada yang mengarah menjatuhkan suatu produk karena unsur persaingan yang cukup keras antar produk di Jepang akhir-akhir ini.