Indonesia Raya Menggema di Ajang COP 25 UNFCCC Madrid, Spanyol
Beberapa delegasi dari berbagai negara yang ikut dalam ajang ini, memenuhi bangku yang
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,MADRID-Indonesia menjadi salah satu negara primadona di ajang COP 25 UNFCCC atau Konferensi Perubahan Iklim yang diselenggarakan di Kota Madrid, Spanyol.
Hari ini, Rabu (4/12/2019) waktu setempat, Paviliun Indonesia resmi dibuka. Beberapa delegasi dari berbagai negara yang ikut dalam ajang ini, memenuhi bangku yang disediakan.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar serta beberapa delegasi lainnya, hadir.
Baca: Secangkir Kopi Hangat dan Diplomasi Bambu di Paviliun Indonesia
Lagu kebangsaan Indonesia Raya kemudian menggema, mengawali dibukanya paviliun yang menjadi bagian dari soft diplomacy dalam forum ini yang akan berlangsung hingga 12 Desember mendatang.
Sehari sebelumnya, berbagai perundingan sudah dilakukan oleh para negosiator.
Baca: Cerita Wamen Alue Dohong Swafoto Bersama Raja Spanyol dan Salam untuk Presiden Jokowi
Wakil Menteri LHK Alue Dohong yang memimpin delegasi Indonesia dalam ajang ini optimis, hard diplomcay, juga soft diplomacy yang dilakukan berjalan sesuai yang diharapkan.
Salah satu bagian dari hard diplomacy yang dilakukan adalah Islamic Development Bank (IsDB) yang sudah mendekati Indonesia dalam forum ini.
Baca: Secangkir Kopi Hangat dan Diplomasi Bambu di Paviliun Indonesia
Indonesia dianggap memiliki kapasitas pengembangan (capacity building) serta dianggap mumpuni membantu negara-negara Selatan (south countries).
"Mereka mendekati Indonesia. Karena kita dipandang sudah saatnya memiliki kapasitas lebih untuk mendukung south cooperations," Direktur Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wahyu Marjaka di sela-sela acara.
Wahyu memastikan, IsDB ingin menjembatani kerja sama sama Indonesia dengan negara-negara selatan.
"Mereka Islamic Development Bank mempunyai kapasitas, memfasilitasi beberapa kerjasama yang bisa dikembangkan dari Indonesia," katanya.
"Contohnya, Indonesia sharing knowledge technology untuk melihat capacity building.Di forestry, capacity building, ke negara-negara yang membutuhkan. Itu bisa dilaksanakan oleh IsDB," kata Wahyu, sekaligus Ketua Negosiator Capacity Building.
Tawaran kerja sama yang kemudian disambut baik oleh delegasi Indonesia.
Baca: Peran Negosiator Indonesia Diuji di Ajang Konferensi Perubahan Iklim di Spanyol
Kerja sama yang diharapkan akan memberi dampak positif, sehingga Indonesia bisa mengembangkan kapasitas membantu negara-negara selatan.
"Kita menyambut baik tawaran dari IsDB kemudian kita juga akan dapatkan informasi lanjut terkait bentuk kerjasmaanya setelah mereka melakukan komunikasi melalui database," kata Wahyu.
Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Teguh Rahardja kemudian memastikan, terkait kesiapan Indonesia menjalin kerja sama dengan negara-negara selatan.
Kementerian LHK juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Fiji dan Timor Leste dalam mengelola risiko bencana alam.
Baca: Cak Imin Hadiri Konferensi Perubahan Iklim di Kota Madrid
Wamen LHK Alue Dohong memastikan kembali dua strategi yang dilakukan dalam ajang ini. Hard diplmacy dan soft diplomacy
"Hard diplomacy sedang berlangsung. Melalui perundingan yang dilakukan para negosiator. Sementara soft diplomacy melalui Paviliun indonesia, bisa memperkuat proses negosiasi," wamen memastikan.