Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Tahun Kepergian Nelson Mandela, Ini 5 Fakta sang Revolusioner Anti-Apartheid asal Benua Hitam

Untuk mengenal dan mengenang kepergian Nelson Mandela, berikut tujuh fakta sang revolusioner antiapartheid yang dirangkum Tribunnews.com

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
zoom-in 6 Tahun Kepergian Nelson Mandela, Ini 5 Fakta sang Revolusioner Anti-Apartheid asal Benua Hitam
(NMF/Matthew Willman)
Nelson Mandela 

TRIBUNNEWS.COM - Pada 5 Desember 2013 dunia kehilangan sosok revolusioner anti-apartheid asal Afrika, Nelson Mandela.

Nelson Mandela meninggal di usia 95 tahun setelah berjuang melawan infeksi paru-paru yang ia derita.

Nelson Mandela dikenal atas kerja kerasnya melawan sistem pemisahan ras antara kulit hitam yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih.

Sistem yang kita kenal dengan nama Apartheid ini berlangsung sejak awal abad ke-20 hingga tahun 1990 di Afrika Selatan.

Untuk mengenal dan mengenang kepergian Nelson Mandela, berikut tujuh fakta sang revolusioner anti-apartheid yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.

Baca: Mengenal 8 Jenis dan Spesifikasi Granat Asap Karya Anak Negeri, dari GT6-Supar hingga GT5-AS

1. Ayahnya meninggal sejak Nelson kecil

Nelson Mandela (Azher Saloojee)
Nelson Mandela (Azher Saloojee)
BERITA TERKAIT

Dirangkum dari nelsonmandela.org, Nelson Mandela bernama asli Rolihlahla Mandela.

Bayi Nelson dilahirkan pada 18 Juli 1918 di Desa Mvezo, Eastern Cape, Afrika Selatan.

Nelson merupakan buah hati dari pasangan Nkosi Mphakanyiswa Gadla Mandela (ayah) dan Nonqaphi Nosekeni (ibu)

Nkosi merupakan penasihat utama untuk Penjabat Raja rakyat Thembu, Jongintaba Dalindyebo.

Pada 1930, ketika Nelson berusia 12 tahun, ayahnya meninggal.

2. Aktif sejak bangku sekolah

Nelson Mandela (baris atas, kedua dari kiri) di tangga Universitas Wits
Nelson Mandela (baris atas, kedua dari kiri) di tangga Universitas Wits (Wits University Archives)

Nelson kecil menempuh pendidikan dasarny di Qunu.

Di sekolah ini, gurunya bernama Miss Mdingane memberinya nama Nelson.

Pemberian nama memang menjadi kebiasaan semua anak yang belajar di sekolah "Kristen".

Nelson kemudian menyelesaikan Sertifikat Junior-nya di Clarkebury Boarding Institute.

Kemudia ia pergi ke Healdtown, sebuah sekolah menengah Wesleyan yang terpandang.

Dirangkum dari biography.com, di tahun 1939, Mandela mendaftar di University of Fort Hare.

Universitas ini satu-satunya pusat pendidikan tinggi bagi orang kulit hitam di Afrika Selatan pada saat itu.

Pada tahun pertamanya di bangku perkulihan, Nelso fokus belajar hukum Belanda Belanda untuk mempersiapkan karir dalam pelayanan sipil di bagian penerjemah atau juru tulis.

Pekerjaan ini dianggap sebagai profesi terbaik yang dapat diperoleh pria kulit hitam ketika itu.

Pada tahun keduanya di Fort Hare, Nelson terpilih menjadi Dewan Perwakilan Mahasiswa.

Untuk memperdalam ilmu hukumnya, Nelson kemudian mendaftar di Universitas Witwatersrand di Johannesburg.

3. Memulai gerakan anti-apartheid

Nelson Mandela di atap Rumah Kholvad pada tahun 1953.
Nelson Mandela di atap Rumah Kholvad pada tahun 1953. (Herbert Shore/Yayasan Ahmed Kathrada)

Pada tahun 1942, Nelson segera terlibat aktif dalam gerakan anti-apartheid, bergabung dengan Kongres Nasional Afrika (ANC).

Di dalam ANC, sekelompok kecil pemuda Afrika bergabung bersama, menyebut diri mereka Liga Pemuda Kongres Nasional Afrika.

Tujuan mereka adalah mengubah ANC menjadi gerakan akar rumput massal.

Selain itu juga untuk memperoleh kekuatan dari jutaan petani pedesaan dan orang-orang pekerja yang tidak memiliki suara di bawah rezim saat itu.

Pada tahun 1949, ANC secara resmi mengadopsi metode boikot, pemogokan, pembangkangan sipil dan non-kerjasama Liga Pemuda.

Dengan tujuan mendapatkan kebijakan kewarganegaraan penuh, redistribusi tanah, hak-hak serikat pekerja, dan pendidikan gratis dan wajib untuk semua anak.

Selama 20 tahun, Nelson memimpin aksi pembangkangan damai dan tanpa kekerasan terhadap pemerintah Afrika Selatan dan kebijakan rasisnya.

Termasuk Kampanye Pembangkangan tahun 1952 dan Kongres Rakyat tahun 1955.

Baca: 3 Kasus Kekerasan Orangutan di Indonesia, Ada yang Dijadikan PSK hingga Ditembak Sebanyak 74 Kali

4. 27 Tahun di penjara

Sebuah foto yang diambil selama kunjungan langka dari rekan-rekannya di Penjara Victor Verster
Sebuah foto yang diambil selama kunjungan langka dari rekan-rekannya di Penjara Victor Verster (Arsip Nasional Afrika Selatan)

Pada tahun 1961, Nelson mengatur pemogokan pekerja nasional tiga hari.

Dia ditangkap karena memimpin pemogokan pada tahun berikutnya dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.

Pada 1963, Nelson dibawa ke pengadilan lagi.

Kali ini, ia dan 10 pemimpin ANC lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena pelanggaran politik, termasuk sabotase.

Nelson menghabiskan 27 tahun di penjara, dari November 1962 hingga Februari 1990.

Dia dipenjara di Pulau Robben selama 18 dari 27 tahun di penjara.

Selama dipenjara ia tertular TBC.

Sebagai tahanan politik kulit hitam, Nelson menerima fasilitas kesehatan yang minim

Namun hebatnya saat dipenjara Nelson bisa mendapatkan gelar Sarjana Hukum melalui program korespondensi University of London .

Nelson terus menjadi simbol kuat perlawanan hitam.

Gelombang dukungan internasional ini membuktikan kekuatan dan pengaruh yang dimiliki Nelson dalam dunia politik global.

Pada tahun 1982, Nelson dan para pemimpin ANC lainnya dipindahkan ke Penjara Pollsmoor.

Pada tahun 1985, Presiden PW Botha menawarkan pembebasan Nelson sebagai imbalan untuk melepaskan perjuangan bersenjata, tapi tahanan itu dengan datar menolak tawaran tersebut.

5. Hadiah nobel

Nelson Mandela (Louise Gubb)
Nelson Mandela (Louise Gubb)

Pada tahun 1993, Nelson dan Presiden de Klerk secara bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian untuk pekerjaan mereka dalam membongkar apartheid di Afrika Selatan

Setelah Nelson dibebaskan dari penjara, ia bernegosiasi dengan Presiden de Klerk menuju pemilihan multi-negara pertama di negara itu.

Orang Afrika Selatan kulit putih bersedia berbagi kekuasaan, tetapi banyak orang Afrika Selatan berkulit hitam menginginkan pengalihan kekuasaan sepenuhnya. 

Negosiasi sering tegang, dan berita tentang letusan keras, termasuk pembunuhan pemimpin ANC Chris Hani, berlanjut di seluruh negeri. 

Nelson harus menjaga keseimbangan tekanan politik dan negosiasi yang intens di tengah demonstrasi dan perlawanan bersenjata.

6. Menjadi presiden

Nelson Mandela (Louise Gubb 2)
Nelson Mandela (Louise Gubb)

Pada 27 April 1994, Afrika Selatan mengadakan pemilihan demokratis pertama. 

Nelson dilantik sebagai presiden kulit hitam pertama negara itu pada 10 Mei 1994, pada usia 77, dengan de Klerk sebagai wakil pertamanya.

Dari 1994 hingga Juni 1999, Presiden Nelson berupaya membawa transisi dari pemerintahan minoritas dan apartheid ke kekuasaan mayoritas kulit hitam. 

Dia menggunakan antusiasme bangsa untuk olahraga sebagai titik pivot untuk mempromosikan rekonsiliasi antara kulit putih dan kulit hitam.

Ia juga mendorong warga kulit hitam Afrika Selatan untuk mendukung tim rugby nasional yang dulu pernah dibenci. 

Pada tahun 1995, Afrika Selatan naik ke panggung dunia dengan menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugby.

Langkah ini membawa Afrika Selatan mendpat pengakuan dan prestise di mata dunia.

Tahun itu juga, Neslon juga dianugerahi Order of Merit.

Selama masa kepresidenannya Neslon juga bekerja untuk melindungi ekonomi Afrika Selatan dari kehancuran. 

Melalui rencana rekonstruksi dan pengembangannya, pemerintah Afrika Selatan mendanai penciptaan lapangan kerja, perumahan dan perawatan kesehatan dasar. 

Pada tahun 1996, Mandela menandatangani undang-undang konstitusi baru untuk negara, mendirikan pemerintahan pusat yang kuat berdasarkan aturan mayoritas, dan menjamin baik hak-hak minoritas dan kebebasan berekspresi.

Baca: Mengenang 6 Tahun Kepergian Paul Walker, Aktor yang Terkenal dalam Film The Fast and the Furious

7. Masa pengsiun

Nelson Mandela NMF-Matthew Willman
Nelson Mandela (NMF/Matthew Willman)

Menjelang pemilihan umum 1999, Nelson telah pensiun dari politik aktif. 

Dia terus mempertahankan jadwal yang sibuk, namun, mengumpulkan uang untuk membangun sekolah dan klinik di jantung pedesaan Afrika Selatan melalui yayasannya.

Ia juga menjadi mediator dalam perang saudara Burundi.

Nelson didiagnosis dan dirawat karena kanker prostat pada tahun 2001.

Pada bulan Juni 2004, pada usia 85, ia mengumumkan pengunduran diri secara formal dari kehidupan publik dan kembali ke desa asalnya Qunu.

(*)

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas