Jepang Perkuat Pasukannya di Timur Tengah, Kirim Pesawat dan Helikopter
Pasukan Laut Bela Diri Jepang (MSDF) telah mengirimkan pesawat P3C2 dan helikopter untuk menghadapi perompak (bajak laut) di Timur Tengah.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pasukan Laut Bela Diri Jepang (MSDF) telah mengirimkan pesawat P3C2 dan helikopter untuk menghadapi perompak (bajak laut) di Timur Tengah terutama di sekitar Selat Hormuz Iran (antara teluk Persia dan Oman) yang sangat berbahaya.
Namun pasukan pengamanan Jepang akan semakin diperkuat lagi mulai akhir Desember ini.
"Di sekitar Selat Hormuz, koalisi sukarela yang dipimpin Amerika Serikat yang melibatkan Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan negara-negara lain telah aktif sejak bulan lalu, dan Prancis serta Iran menyerukan kerja sama multilateral untuk memastikan keamanan kapal-kapal pribadi," ungkap sumber Tribunnews.com, Minggu (15/12/2019).
Setelah keputusan kabinet pemerintah Jepang minggu lalu, Jepang berkoordinasi untuk memulai kegiatan pengumpulan informasi dengan salah satu pesawat patroli P3C 2 yang sudah dikirim ke Timur Tengah dan Teluk Aden untuk menangani perompakan dan satu helikopter perusak yang baru dikirimkan.
Pengiriman Pasukan Bela Diri Maritim ke Timur Tengah, yang akhir tahun ini sebagai perlindungan dari berbagai kapal tanker Jepang yang melewati selat tersebut dilakukan bersama pasukan koalisi berbagai negara itu.
Baca: Menteri Pertanian Jepang Kecewa Sudah 1,5 Bulan Berlalu Tapi Bau Kebakaran di Kastil Shuri Masih Ada
Baca: Pangeran Akishinomiya Jepang dan Puteri Kiko Menemui Reporter Cilik di Okinawa
Baca: Kaleidoskop Maret 2019, Putus Dari Reino Barack, Luna Maya Disebut Galau Hingga Punya Sifat Pelit
Pemerintah Jepang berencana untuk berkolaborasi dengan pasukan lain yang beroperasi di Timur Tengah termasuk berbagi informasi dan berkolaborasi dengan negara lain.
Hal ini sesuai kebijakan pemerintah Jepang implementasi dari keputusan kabinet yang rencana akan dilakukan pada tanggal 23 Desember mendatang.
Pemerintah mencantumkan Teluk Oman, Laut Arab utara, dan sisi timur Selat Bab-el-Mandeb, tidak termasuk Selat Hormuz, yang meliputi perairan teritorial Iran, sebagai wilayah penempatan MSDF dikirim.
Namun, di sisi barat laut Teluk Oman, dekat dengan Selat Hormuz, tanker Jepang sempat diserang satu demi satu pada 12 Mei 2019 dan 13 Juni 2019.
"Saat ini situasinya tenang, tetapi tidak mengherankan bahwa serangan serupa akan terjadi kapan saja," tambah sumber itu.
Ketika kapal berbendera Jepang atau kapal yang membawa kargo ke Jepang diserang, Menteri Pertahanan Taro Kono dapat mengeluarkan perintah "aksi penjaga maritim" dan memungkinkan unit melindunginya dengan senjata.
Dalam kasus suatu negara atau organisasi yang sesuai dengan negara tersebut, apabila pasukan Jepang juga ikut membantu melindungi, maka ada risiko mengenai “penggunaan kekuatan untuk menyelesaikan perselisihan internasional” yang dilarang oleh Konstitusi.
Dalam insiden yang terjadi pada bulan Mei dan Juni, subjek serangan belum ditentukan, dan ditunjukkan bahwa itu mungkin sebuah negara atau organisasi serupa.
Karena alasan ini, pemerintah memindahkan sisi barat laut Teluk Oman dari area aktif, dan sebagai aturan, pengawalan kapal Jepang berdasarkan perilaku keamanan maritim terbatas pada area aktif saja.
Baca: Badan Rumah Tangga Kekaisaran Ungkap Mantan Permaisuri Jepang Michiko Alami Stres dan Pendarahan
Baca: Indonesia-Jepang Perkuat Kerja Sama Pengembangan Kendaraan Listrik
Baca: Viral di Medsos, Metode Unik Memasak Nasi dengan Ayam Goreng KFC di Jepang, Tertarik Mencoba?
Dalam hal terjadi peristiwa tak terduga di sisi barat laut Selat Hormuz atau Teluk Oman, rencananya adalah untuk meminta pasukan negara lain dan penjaga pantai yang dikerahkan di dekat lokasi untuk merespons.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan, "Sangat tidak mungkin untuk mengeluarkan tindakan keamanan maritim."
Selain mempertahankan konsistensi dengan Konstitusi, Partai Demokrat Liberal dan Partai Komeito sangat mendesak klarifikasi "berhenti" untuk mencegah situasi meningkat demi keamanan lebih lanjut.
Pemerintah Jepang juga menanggapi keinginan Presiden AS Trump bahwa "kapal harus dilindungi oleh negaranya sendiri" dengan mengirimkan Pasukan Bela Diri ke Timur Tengah, sambil mendapatkan pemahaman tentang pengiriman dari Partai Demokrat Liberal dan Partai Komeito dengan membatasi wilayah laut aktif saja.
Bagi penggemar Jepang dapat ikut diskusi dan info terakhir dari WAG Pecinta Jepang. Email nama lengkap dan nomor whatsapp ke: info@jepang.com