Orang Tua Cerai, Bocah Derita Penyakit Kronis Ucap Keinginan: Biarkan Aku Bertemu Ibu Sebelum Mati
Bocah bernama Yang Hua mengalami penyakit jantung bawaan mematikan sejak berusia 2 tahun ucapkan keinginan terakhir.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS.COM - Kisah pilu dialami bocah berusia delapan tahun asal Tiongkok.
Dilansir zutiyu.com, bocah bernama Yang Hua mengalami penyakit jantung bawaan mematikan sejak berusia 2 tahun.
Kesedihan Yang Hua berlanjut saat orang tuanya memutuskan bercerai pada tahun 2015.
Ayah Yang Hua, Yang Fangqin bercerai dengan istrinya karena sudah tak cocok lagi.
Setelah bercerai, Yang Hua dirawat oleh Yang Fangqin seorang diri.
Karena Hua sangat menyayangi ibunya, dia menjadi pribadi yang lebih pendiam.
Terlebih penyakitnya yang harus membuat dia bolak-balik rumah sakit.
Sang ayah pun semakin lama merasakan kesulitan finansial yang mulai habis digunakan untuk pengobatan Hua.
Yang Fangqin memang bukan dari keluarga kurang mampu.
Keluarga kecil mereka di Baijin, Hushui, Guizhou hanya bergantung pada kakek yang bekerja sebagai petani.
Yang Fangqin memutuskan untuk meminjam uang dan menghabiskan lebih dari Rp 60 juta.
Namun uang tersebut tak bertahan lama, Fangqin harus membayar biaya operasi arteri Hua.
Kini kondisi Hua semakin memburuk.
Bahkan Hua harus sesekali dipulangkan dan melakukan perawatan di rumah karena tak punya biaya.
Pada awal bulan Agustus 2019, kondisi Hua memburuk dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Hua menjalani operasi arteri kedua di bagian dada.
Ia diselamatkan di Rumah Sakit Guiyang.
Sempat membaik, Hua mengalami komplikasi pada akhir November 2019.
Anak tersebut muntah darah, tanda gagal jantung, paru-paru, dan gagal ginjal.
Pada masa-masa kritis tersebut, Hua mengucapkan permintaan haru pada ayahnya.
Hua hanya ingin bertemu dengan ibunya.
"Ayah, apakah aku sekarat? Kurasa ibu. Biarkan aku melihat ibuku untuk yang terakhir kalinya sebelum aku mati," ujar Hua.
Mendengar permintaan putranya, Yangqin langsung menghubungi mantan istrinya.
Ibunda Hua datang ke rumah sakit selama dua hari.
Hua pun dapat melewati masa kritis.
Namun dokter tetap mengingatkan jika kondisi Hua saat ini sangat mematikan.
Maut dapat menjemput nyawa Hua kapan saja.
Sementara Yangqin meyakini jika putranya masih bisa diselamatkan.
Banyak kerabat dekat yang memberi saran agar melepaskan Hua, Yangqin tak menyerah.
Meski Yangqin menyadari sendiri jika kondisi keuangannya sangat kesulitan.
Setidaknya, Yangqin harus menyiapkan dana Rp 500 juta untuk perawatan Hua selanjutnya.
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari)