Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Kadomatsu, Hiasan Tahun Baru dari Potongan Bambu yang Dipasang di Rumah Warga Jepang

Kadomatsu dipajang secara berpasangan, kadomatsu laki-laki di sebelah kiri dan kadomatsu perempuan di sebelah kanan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mengenal Kadomatsu, Hiasan Tahun Baru dari Potongan Bambu yang Dipasang di Rumah Warga Jepang
Wikipedia
Kadomatsu di Kota Katori Perfektur Chiba 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang

TRIBUNNEWS.COM TOKYO - Banyak orang bahkan termasuk warga Jepang yang tidak tahu kalau Kadomatsu ada yang lelaki dan ada pula yang wanita.

Akibatnya banyak yang asal membeli Kadomatsu lalu dipasang di depan pintu masuk rumahnya.

Kadomatsu (門松) adalah hiasan tahun baru di Jepang berupa ranting daun pinus dan potongan bambu yang dipasang di muka pintu masuk rumah atau gedung.

Kadomatsu dipajang secara berpasangan, kadomatsu laki-laki di sebelah kiri dan kadomatsu perempuan di sebelah kanan.

Orang Jepang zaman dulu percaya Kamisama atau dewa-dewi atau Tuhan-nya tinggal di atas pohon.

Pada tahun baru, arwah leluhur dipercaya kembali ke rumah yang dulu pernah ditinggalinya dalam bentuk Toshigami (dewa tahun), sehingga kedatangannya disambut dengan kadomatsu yang sekaligus dipakai untuk tempat menginap dewa selama tahun baru.

Baca: Badan Jasa Keuangan Jepang Melarang Asuransi Pos Berjualan Selama 3 Bulan

Baca: Kadomatsu Raksasa Setinggi 2020 Cm di Ehime Jepang Sambut Tahun Baru

BERITA TERKAIT

Kadomatsu lelaki harus dipasang di bagian kiri kalau kita menuju pintu masuk depan rumah.

Sedangkan yang wanita di kanannya.

Lalu apa beda antara keduanya?

Yang laki-laki biasanya menggunakan satu tanda bunga besar yang putih di bawahnya dan yang wanita bunga warna murasaki atau seperti pink, dan atau warna merah, melambangkan wanita yang suka merah umumnya.

Lebih penting lagi adalah ranting pohon pinus pada wanita biasanya agak panjang sehingga menggerai melengkung jatuh.

Kadomatsu raksasa setinggi 2020 cm menyambut tahun baru 2020 didirikan di Nomuracho Kota Seiyo Perfektur Ehime Jepang dan pencahayaan mulai dilakukan Jumat (27/12/2019).
Kadomatsu raksasa setinggi 2020 cm menyambut tahun baru 2020 didirikan di Nomuracho Kota Seiyo Perfektur Ehime Jepang dan pencahayaan mulai dilakukan Jumat (27/12/2019). (Foto iTV Japan)

Bukan ranting pinus pun tak apa, misalnya ranting daun biasa, dipasang agak panjang sehingga menggerai ke bawah.

Tanda wanita yang lemah gemulai, sangat sopan dalam menghadapi sesama terutama kepada kalamgan pria sehingga tampak indah.

Sedangkan yang kiri kadomatsu lelaki harus tegak tegar berdiri sigap. Tak boleh ada ranting pohon yang menggerai ke bawah.

Pohon pinus selalu berwarna hijau di musim dingin sehingga dipercaya sebagai lambang keberuntungan.

Baca: Ramalan Zodiak Cinta di Tahun Baru 2020: Leo Alami Kendala, Percintaan Sagitarius Nyaris Sempurna

Baca: 5 Tempat Wisata Murah untuk Liburan Tahun Baru 2020, Tiket Masuk di Bawah Rp 20 Ribu

Hiasan daun pohon pinus kemudian ditambah ikatan jerami dan guntingan kertas, dan berkembang menjadi bentuk kadomatsu seperti sekarang ini di zaman Muromachi.

Hiasan kadomatsu terdiri dari dua jenis berdasarkan cara memotong bambu: Sogi (ujung bambu dipotong diagonal), dan Zundō (ujung bambu dipotong mendatar).

Di muka ketiga batang bambu diletakkan ranting pinus yang berisi daun muda.

Setelah itu, bagian muka kadomatsu dihias dengan tanaman kubis hias (Habotan) berwarna merah dan putih.

Hiasan kadomatsu juga sering dilengkapi dengan ranting dan daun beberapa tanaman, seperti aprikot Jepang, nanten, kumazasa, dan yuzuriha.

Kadomatsu di Yokohama
Kadomatsu di Yokohama (Foto JAF)

Kadomatsu pertama dengan bambu yang ujungnya dipotong diagonal dibuat oleh Tokugawa Ieyasu.

Pada malam tahun baru, keluarga Matsudaira yang kalah dalam Pertempuran Mikatagahara (1572) menerima puisi bernada mengejek dari Takeda Shingen.

Ieyasu begitu marah dan memenggal bambu hiasan kadomatsu hingga tertinggal potongan diagonal pada bambu.

Sejak itu bambu kadomatsu di rumah keluarga Matsudaira selalu dipotong diagonal sebagai lambang ambisi memotong leher Shingen.

Kebiasaan ini meluas ke seluruh daerah di Jepang setelah menjadi tradisi di daerah Kanto pada masa Keshogunan Edo.

Baca: 13 Fakta Unik Prancis, Termasuk Jangan Minta Menu saat Pesan Makanan di Restoran

Baca: Rekomendasi 4 Hotel di Surabaya yang Tawarkan Paket Spesial Tahun Baru 2020

Di zaman sekarang, kadomatsu bisa dibeli di toko bunga, toko tanaman, dan toko perkakas rumah tangga, harga kadomatsu sering sudah termasuk pengantaran, pemasangan, dan penjemputan.

Kadomatsu yang selesai dipajang biasanya dibuang, sehingga dikritik sebagai penyebab perusakan alam dan sumber sampah.

Poster bergambar kadomatsu pada saat sekarang ini sering digunakan sebagai pengganti kadomatsu asli.

Di zaman sekarang, kadomatsu baru dipasang sesudah hari Hari Natal, biasanya dipasang sekitar 27 atau 28 Desember.

Baca: 7 Film Hollywood Terbaru yang Rilis Januari 2020, dari Horor hingga Fiksi, Simak Sinopsisnya Lengkap

Baca: Rekomendasi 12 Tempat Wisata Gratis di Malang untuk Liburan Tahun Baru 2020

Menurut kepercayaan, kadomatsu harus dipasang pada hari baik dan tidak boleh dipasang pada hari sial.

Tanggal 29 bila dibaca dalam bahasa Jepang berbunyi 'nijūku' yang berarti kesengsaraan berlipat ganda.

Dengan demikian hiasan kadomatsu tidak boleh dipasang tanggal 29 Desember.

Kadomatsu juga tidak boleh dipasang sehari sebelum tahun baru pada tanggal 31 Desember, dewa tahun baru dipercaya bakal marah karena hiasan tahun baru diperlakukan seperti hiasan upacara pemakaman yang cuma dipajang semalam.

Bagi penggemar Jepang dapat ikut diskusi dan info terakhir dari WAG Pecinta Jepang. Email nama lengkap dan nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas