Pukul Tangan Wanita Warga China yang Menarik Tangannya, Aksi Paus Fransiskus Menuai Pro dan Kontra
Paus Fransiskus sempat memukul tangan seorang perempuan warga China yang berusaha untuk menarik tangannya di Lapangan Santo Petrus, Roma.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Paus Fransiskus sempat memukul tangan seorang perempuan warga China yang berusaha untuk menarik tangannya di Lapangan Santo Petrus, Roma saat malam tahun baru.
Peristiwa yang videonya diposting Twitter voachinese.com tersebut sudah dilihat lebih dari 222.000 orang.
Banyak komentar pro dan kontra atas kejadian tersebut.
Pada awalnya Paus Fransiskus berjalan di hadapan orang yang antre untuk meminta berkatnya.
Baca: Robert Rene Alberts Menolak, Persebaya Gerak Rekrut Makan Konate, Aji Santoso: Bonek akan Tersenyum
Ada yang menyalaminya, ada yang memegang tangannya, ada yang menyerahkan anak dan bayinya untuk diberkati Paus Fransiskus.
Tiba di depan seorang wanita warga China tersebut, tangan kanan paus ditarik oleh wanita tersebut.
Akibatnya Paus Fransiskus dengan tangan kirinya memukul dua kali ke tangan wanita itu dan juga dibantu dilepaskan oleh seorang pengawal Paus Fransiskus.
Warganet berkomentar di Twitter, ada yang mengatakan Paus Fransiskus melakukan diskriminasi kepada orang Asia.
Saat hendak melewati perempuan warga China tersebut, Paus Fransiskus berusaha menghindar, tetapi tangannya kemudian ditarik wanita tersebut.
Baca: Intip Potret Luna Maya dan Ryochin Habiskan Waktu Bersama saat Pergantian Tahun
Baca: Biasanya Tampil Anggun, Ini Foto Langka Ayu Ting Ting Saat Main Bola Sambut Tahun Baru
Baca: Kaisar Naruhito dan Keluarga Kekaisaran Bertemu Rakyat Jepang Ucapkan Selamat Tahun Baru 2020
Namun jika melihat orang bule, Paus Fransiskus tampak mendekat.
Komentar warganet lainnya ada yang menyatakan wajar kalau Paus Fransiskus memukul tangan wanita China tersebut karena menarik tangan kanan Paus Fransiskus, "Itu keterlaluan tarik tangan Paus Fransiskus," tulis seorang warganet.
Hingga Jumat (3/1/2020), postingan twitter yang berlokasi di Lapangan Santo Petrus itu masih menuai pro dan kontra.