8 Pernyataan Kedubes Iran di Jakarta Soal Kematian Jenderal Qasem Soleimani
Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta buka suara terkait serangan keji yang dilakukan Amerika Serikat, Jumat (3/1/2020) di Irak.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta buka suara terkait serangan keji yang dilakukan Amerika Serikat, Jumat (3/1/2020) di Irak.
Diketahui, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, Komandan Brigade Quds IRCG, tewas akibat serangan udara atas perintah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tersebut.
Ada 8 poin pernyataan yang diberikan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta, Senin (6/1/2020) menyikapi tewasnya Mayor Jenderal Qasem Soleimani.
Baca: Piagam Madinah, Strategi Militer Iran dan Pengkhianatan Donald Trump
Pertama, kami menyampaikan belasungkawa atas pembunuhan syahid Qasem Soleimani dan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis sebagai tokoh-tokoh anti terorisme kepada Pemimpin Agung, warga Iran dan seluruh komunitas internasional termasuk masyarakat Republik Indonesia.
Kedua, kami mengutuk aksi Amerika Serikat yang meneror Mayjen Qasem Soleimani yang merupakan simbol dan pahlawan anti terorisme dan radikalisme di kawasan Timur Tengah.
Baca: Jika Terjadi Perang, Kekuatan Militer Iran di Posisi ke-14 Dunia, Kalah Jauh dengan Amerika Serikat
"Jasa, pengorbanan, keberanian, dan keahlian Mayjen Soleimani dalam memerangi ISIS dan kelompok takfiri di Suriah dan Irak merupakan bagian dari sejarah kontemporer yang tak akan terlupakan," tulis dalam pernyataan tersebut.
Ketiga, tindakan keji ini adalah serangan teror terhadap pejabat resmi Republik Islam Iran dan merupakan bentuk nyata dari aksi terorisme yang berbasis pemerintahan/terorisme negara.
Tindakan biadab ini juga adalah pelanggaran yang luas terhadap berbagai peraturan internasional dan piagam PBB.
Baca: Fakta Pasukan Quds, Pasukan Hantu Iran Pimpinan Mayjen Qasem Soleimani, Mengapa Dibenci Amerika?
Keempat, berdasarkan pernyataan pejabat tinggi Irak, pasukan asing (pasukan AS) melakukan aksi teror terhadap Mayjen Qasem Soleimani saat berkunjung ke Bagdad sebagai tamu resmi negara dan tindakan ini adalah sebuah pelanggaran kedaulatan negara Irak sebagai negara yang berdaulat.
Kelima, tindakan jahat yang dilakukan atas konsultasi dan provokasi Rezim Zionis Israel adalah sebuah kesalahan strategis yang akan berujung pada peningkatan rasa ketidakamanan di kawasan.
Baca: Fakta Pasukan Quds, Pasukan Hantu Iran Pimpinan Mayjen Qasem Soleimani, Mengapa Dibenci Amerika?
Keenam, aksi teror ini juga bertentangan dengan komitmen internasional AS dalam memerangi terorisme dikarenakan AS dengan tindakan kejinya sedang melawan orang-orang dan pihak-pihak yang berperang dengan kelompok teroris.
Ketujuh, mati syahidnya Mayjen Soleimani tidak akan dapat menghentikan perwalawanan terhadap terorisme dan ekstrimisme di kawasan tetapi akan memperkuat pohon muqawama di kawasan dan dunia.
Kedelapan, Republik Islam Iran akan mengerahkan seluruh kapasitas politik, hukum dan internasionalnya untuk membalas teror jahat ini.
"Iran tidak akan terpancing oleh perkembangan situasi dan akan memberikan pembalasan yang tegas pada waktu dan tempat yang diharapkannya," tulis dalam pernyataan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta.
Warga Amerika ditarik keluar dari Irak
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad mendesak warganya keluar dari Irak usai serangan udara yang menewaskan jenderal Iran Soleimani pada Jumat (3/1/2019).
Peringatan keamanan itu dikeluarkan Kedubes AS pada Jumat pagi waktu setempat.
Kedubes AS menyatakan, warganya dapat menempuh sejumlah transportasi untuk segera keluar dari Irak, baik berangkat melalui maskapai penerbangan jika memungkikan, jika tidak bisa, menuju negara lain melalui jalur darat.
Seperti dikutip dari Reuters, desakan untuk menarik warga Paman Sam itu keluar lantaran terdapat kecaman balas dendam dari Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami untuk melancarkan penumpasan sebagai balas dendam.
Baca: Jenderal Qasem Soleimani Tewas di Tangan AS, Pemimpin Tertinggi Iran Bersumpah Akan Balas Dendam
Sebelumnya, selain Pemimpin militer Iran Qasem Soleimani, komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, juga tewas dalam serangan yang sama di Bandara udara di Baghdad.
Dikutip dari AFP, Pentagon menyatakan, serangan tersebut merupakan arahan dari Presiden AS Donald Trump.
Serangan rudal
Pemimpin militer Iran Qasem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, tewas dalam serangan rudal Amerika Serikat di Bandara udara di Baghdad, Jumat (3/1/2019).
Dikutip dari AFP, Pentagon menyatakan, serangan tersebut merupakan arahan dari Presiden AS Donald Trump.
Soleimani tewas saat hendak menuruni pesawat.
Baca: Sosok Mayor Jenderal Qassim Soleimani, Pimpinan Elite Iran yang Tewas, Dijuluki AS Musuh Tangguh
Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mendeklarasikan hari berkabung nasional selama tiga hari atas kematian Soleimani.
"Mereka yang membunuh Soleimani akan mendapatkan pembalasan yang sangat kejam," katanya.
Baca: Sosok Mayor Jenderal Qassim Soleimani, Pimpinan Elite Iran yang Tewas, Dijuluki AS Musuh Tangguh
Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerang kedutaan besar (kedubes) Amerika Serikat di Baghdad.
Insiden itu merupakan balasan dari AS yang membombardir markas Kataib Hizbullah pada akhir pekan lalu hingga menewaskan 25 orang.