Sebut Agak Aneh, Pria Ini Ceritakan Pertemuan dengan Reynhard Sinaga Usai Berkirim Pesan di Tinder
Seorang pria menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan Reynhard Sinaga, predator seks yang dihukum seumur hidup dalam 159 kasus pemerkosaan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria di Inggris yang tidak ingin disebutkan namanya menceritakan pengalamannya bertemu dengan Reynhard Sinaga.
Seperti diketahui, Reynhard Sinaga adalah WNI yang sedang menjadi topik hangat di Manchester, Inggris.
Reynhard Sinaga dihukum seumur hidup karena terbukti bersalah dalam 159 kasus pemerkosaan.
Bahkan ia dijuluki sebagai predator seks berantai terbesar dalam sejarah di Inggris.
Dilansir melalui Manchester Evening News, seorang pria yang bukan menjadi korban kriminalitas Reynhard mengaku pergi berkencan dengannya.
Pria itu bahkan mengingat jika Reynhard adalah sosok lelaki yang sopan, berbicara dengan baik dan pemalu.
Ia menceritakan jika Reynhard berbicara dengan aksen Bahasa Inggris yang buruk.
Dalam aksennya itu, Reynhard menceritakan tentang kehidupannya berkuliah disana dan obrolan ringan tentang tesis serta pesanan kopi.
Pria itu menggambarkan sosok Reynhard sebagai seorang yang ramah dan tidak mengancam.
Sosok seperti itu juga yang diceritakan oleh kebanyakan korban dari Reynhard.
Menurutnya, Reynhard sangat jauh dari sosok pemerkosa.
Mereka bertemu dalam aplikasi kencan Tinder pada April 2017, sebelum Reynhard diciduk polisi setempat.
Pada pertemuan itu, Reynhard telah memerkosa puluhan pria sebelum kedoknya sebagai pemerkosa berantai diketahui.
Tetapi, sang pria yang menjadi teman Tindernya tidak tahu apapun soal karakter asli Reynhard.
Untuknya, ia memilih untuk menggesekan ke kanan dan cocok dengan Reynhard dalam aplikasi Tinder.
Pria itu menyebutkan mereka berkencan di Village Gay, Manchester.
Pria itu mengaku meninggalkan kencannya setelah stau jam dan menyebut ada perasaan aneh tentang sosok Reynhard.
Sebelum pertemuan itu, mereka mengobrol dalam pesan teks sekitar seminggu.
Percakapan mereka terdiri dari obrolan ringan tentang hari-hari mereka.
"Dia mengatakan hal yang baik dan manis, seperti percakapan biasa," tutur pria itu kepada Manchester Evening News.
Bahkan dalam percakapan mereka, pria itu mengaku Reynhard menanyakan apakah dia suka minum-minuman alkohol.
"Aku suka minum apapun kecuali bir, bir membuatku lebih cepat mabuk," ujar pria tersebut dalam pesan teksnya bersama Reynhard.
"Bahkan bir bisa membuatku melakukan hal konyol saat mabuk," ujar Reynhard kepada pria itu.
Ketika ditanya apa maksudnya, Reynhard menjawab: "Apa pun yang dilakukan oleh kebanyakan orang yang mabuk,"
"Tapi aku bukan pecandu alkohol."
"Saya biasanya tahu batas saya."
"Karena sebagian besar waktu saya menjaga teman-teman saya ketika kami keluar," tulis pria itu.
“Aku ingin memastikan teman mabukku baik-baik saja. Lol." jawab Reynhard dalam pesan teks.
Mereka akhirnya mengatur untuk bertemu pada hari Rabu malam di Via, Canal Street.
"Saya akhirnya pergi setelah sekitar satu jam. Itu agak aneh."
"Aku hanya ingat pertemuan itu seperti ketika orang menertawakan hal-hal yang menurutmu tidak lucu atau hanya kelihatan sedikit aneh."
"Aku adalah tipe orang yang banyak bertanya. Sayangnya, ingatan saya tidak bagus. Tetapi saya tahu saya akan menanyakan banyak pertanyaan kepadanya dan jawaban yang saya terima tidak terdengar 'normal' bukan kata yang tepat, tapi saya tidak merasa nyaman."
"Itu tidak berarti aku mengira dia adalah seorang penjahat, kita hanya tidak melanjutkan."
"Rasanya agak aneh."
“Aku merasa dia mengatakan sesuatu tentang dibayar untuk hubungan seks di beberapa waktu atau bahkan semacam situasi seksual yang aneh."
"Tapi aku tidak ingat."
"Saya ingat dia telah melakukan beberapa gelar dan tinggal di sini untuk belajar."
"Dia bilang dia tinggal di Jalan Putri dekat Jalan Mancunian."
Menyadari bahwa mereka tidak sesuai, pria itu mengakhiri kencan setelah satu jam.
"Aku hanya membuat alasan bahwa aku harus pergi dan ketika aku pergi aku berkata 'sangat senang bertemu denganmu tetapi tidak merasa ini akan pergi ke mana pun'."
“Dia mungkin kesal tetapi dia hanya berkata, 'Oke, terima kasih. Saya menghargai itu'."
Dia meninggalkan tempat pertemuannya dan pulang, tidak menyadari potensi bahaya yang menghadangnya malam itu.
Tidak ada kontak lagi antara kedua pria setelah ini.
Akhirnya, setelah pria itu dipanggil oleh pihak kepolisian setempat untuk menanyakan soal Reynhard, ia baru menyadari hampir menjadi korbannya.
Namun setelah sang pria meninggalkan Reynhard dalam kencan itu, ia sebenarnya telah selamat dari tindakan kriminal yang dilakukan oleh Reynhard Sinaga.
(Tribunnews.com/Maliana)