Iran vs Amerika Kian Memanas, Begini Reaksi Dunia Tanggapi Serangan Iran ke Pangkalan AS di Irak
Perang rudal antara Iran dan Amerika kian memanas, negara-negara lain di Dunia ikut menanggapi serangan Iran ke Pangkalan AS di Irak itu.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat berhasil menewaskan Jenderal Elit Iran Qassem Soleimani pada Jumat (3/1/2020).
Meski dirundung duka, Iran sudah memperingatkan kepada Amerika untuk membalas serangan terhadap Jenderal Qassem.
Iran tampaknya tidak main-main dalam membalas serangan Amerika Serikat.
Selang lima hari setelahnya, hari dimana Jenderal Qassem dimakamkan.
Pada hari ini Rabu (8/1/2020) dini hari, giliran Iran menyerang dengan puluhan rudal ke pasukan militer AS di Irak.
Serangan terjadi di Pangkalan Udara Ain al-Assad dan markas di Irbil masing-masing pukul 01.45 dan 02.15 waktu setempat.
Iran berhasil menembakkan sebanyak 22 rudal dan mengklaim menewaskan 80 orang Amerika
Melansir dari Al Jazeera, klaim tersebut berasal dari Televisi pemerintah Iran.
Mereka mengklaim setidaknya 80 "teroris Amerika" tewas dalam serangan yang melibatkan 15 rudal.
Sayangnya, klaim itu tidak dapat diverifikasi secara independen.
Pasalnya televisi pemerintah Iran tidak memberikan bukti bagaimana memperoleh informasi itu.
Militer Irak juga mengatakan tidak ada korban di antara pasukannya.
Begitupun dengan negara lain yang memiliki pasukan dalam pangkalan militer tersebut.
Menurut laporan, Jerman, Polandia, Norwegia, dan Denmark mengatakan tidak satu pun tentaranya yang ditempatkan di Irak terluka atau terbunuh.
Akibat dari serangan itu, dunia mengkhawatirkan akan terjadi sinyal perang.
Berikut Tribunnews.com rangkum dari laman Al Jazeera mengenai reaksi negara-negara di dunia soal serangan Iran kepada AS:
Perancis
Kementerian luar negeri Prancis menyatakan kecamannya atas serangan Iran yang menargetkan pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Irak.
"Perancis ingin menyoroti kembali pentingnya melanjutkan perjuangan melawan Negara Islam, sambil menghormati kedaulatan Irak," kata sebuah pernyataan dari kementerian.
Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyhahu memperingatkan bahwa negaranya akan menyerang balik dengan keras terhadap siapa pun yang menyerang Israel.
Pihaknya menegaskan kembali dukungannya kepada Trump setelah pembunuhan Soleimani.
"Siapa pun yang mencoba menyerang kita akan mendapat pukulan terkuat," kata Netanyahu di Yerusalem.
Spanyol
Wakil Perdana Menteri Spanyol Carmen Calvo mengatakan pemerintah telah menarik beberapa tentaranya dari Irak karena masalah keamanan.
"Mereka yang berada dalam posisi berisiko telah pergi ke Kuwait," kata Calvo kepada penyiar negara bagian RTVE.
Jerman
Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan negaranya "menolak agresi ini dengan syarat yang paling tajam".
Dia mengatakan kepada penyiar publik Jerman ARD bahwa "sekarang terutama tergantung pada Iran untuk tidak terlibat dalam eskalasi lebih lanjut".
Tak satu pun dari pasukan Jerman yang ditempatkan di Irak terluka.
Britania Raya
Inggris mengutuk serangan rudal Iran di pangkalan militer di Irak yang menjadi tuan rumah pasukan koalisi yang dipimpin AS termasuk personil Inggris.
"Kami mengutuk serangan terhadap pangkalan militer Irak ini yang menampung koalisi - termasuk pasukan Inggris," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.
"Kami mendesak Iran untuk tidak mengulangi serangan sembrono dan berbahaya ini, dan sebaliknya untuk mengejar eskalasi yang mendesak."
Irak
Militer Irak mengatakan tidak ada korban di antara pasukannya dalam serangan 22-rudal.
"Irak menjadi sasaran antara pukul 1:45 dan 02:45 pagi ini tanggal 8 Januari 2020 untuk dibombardir oleh 22 rudal; 17 rudal jatuh di pangkalan udara Ain al-Asad termasuk dua yang tidak meledak dan lima di kota Erbil,"
"Semua jatuh di markas koalisi. Tidak ada korban di antara pasukan Irak yang tercatat," kata pernyataan itu.
(Tribunnews.com/Maliana)