Ragam Reaksi Dunia Pasca Serangan Rudal Iran ke Pangkalan Militer AS di Irak
Berbagai negara langsung bereaksi setelah Iran menembakkan belasan rudal di ke sejumlah target militer Amerika Serikat di Irak.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Berbagai negara langsung bereaksi setelah Iran menembakkan puluhan rudal di ke sejumlah target militer Amerika Serikat di Irak.
Iran telah menembakkan sekitar 15 rudal ke dua pangkalan militer Amerika Serikat dan sekutunya di Irak, pada Rabu (8/1/2020).
Sepuluh rudal menghantam pangkalan udara Al-Assad, satu rudal ke pangkalan militer di Erbil dan empat rudal gagal mencapai target.
Serangan rudal Iran ini dilakukan sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan pasukan Garda Revolusi Jenderal Qassim Soleimani.
Terkait ketegangan yang meningkat, para kepala negara di dunia menyerukan untuk kembali ke diplomasi dan mempertimbangkan rencana untuk menarik warga negara mereka.
Di bawah ini adalah reaksi dari para pemimpin dunia.
UEA
Menteri Negara untuk urusan luar negeri Uni Emirat Arab Anwar Gargash menyerukan pentingnya menahan diri oleh pihak terkait untuk meredakan ketegangan.
"De-eskalasi adalah keputusan bijaksana dan diperlukan. Sebuah jalan politik menuju stabilitas," kata Gargash di kegugupan.
POLANDIA
Menteri Pertahanan Polandia mengatakan, pasukannya yang ditempatkan di Irak tidak terluka selama serangan rudal Iran pada Rabu (8/1/2020).
"Tak satu pun dari tentara Polandia di Irak terluka dalam serangan roket di pangkalan Al-Asad dan Erbil. Kami terus berkomunikasi dengan komandan kontingen militer Polandia di Irak," ujar Mariusz Blaszczak.
INGGRIS
Inggris mengutuk serangan rudal Iran di pangkalan militer di Irak yang menjadi tuan rumah pasukan koalisi yang dipimpin oleh AS termasuk personel Inggris.
"Kami mengutuk serangan ke pangkalan militer Irak dimana ada koalisi termasuk pasukan Inggris," menteri luar negeri Inggris Dominic Raab mengatakan.
"Kami mendesak Iran untuk tidak mengulangi serangan sembrono dan berbahaya ini, dan sebagai gantinya untuk mengedepankan de-eskalasi."
IRAK
Militer Irak mengatakan tidak ada korban warga Irak dalam serangan rudal Iran ke dua pangkalan militer AS dan sekutunya, pada Rabu (8/1/2020).
Irak menyebut serangan rudal Iran itu terjadi antara pukul 01:45 dan 02:45 dini hari.
"Tidak ada jatuh korban dari pasukan Irak," kata pernyataan itu.
JEPANG
Jepang akan melakukan upaya untuk membantu meredakan ketegangan setelah serangan rudal.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan membahas upaya penting untuk meredakan keteganan di Teluk.
Juru bicara kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan Rabu bahwa "pemerintah akan berkoordinasi dengan pemerintah terkait untuk menjamin keselamatan warga negaranya di wilayah tersebut.
"Jepang juga akan mendesak semua negara terkait untuk melakukan upaya diplomatik mereka sepenuhnya untuk memperbaiki hubungan," tambahnya.
Jepang mengirim kapal perang ke Teluk untuk membantu menjaga kapal-kapal Jepang dan tanker minyak yang melintas melalui daerah tersebut.
AUSTRALIA
Setelah serangan tersebut, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, semua pasukan dan staf diplomatik negaranya di Irak selamat.
Sekitar 300 personil Pertahanan Australia ditempatkan di Irak.
Morrison mengatakan dia telah mendiskusikan situasi antara AS dan Iran dengan Trump pada hari Selasa (8/1/2020).
FILIPINA
Filipina telah memerintahkan warganya untuk meninggalkan Irak setelah serangan rudal Iran. Demikian Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan pada Rabu (8/1/2020).
"Tingkat siaga di seluruh Irak telah dibangkitkan untuk memperingatkan tingkat 4 menyerukan evakuasi wajib," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Filipina Eduardo Mendez.
Departemen Luar Negeri mengatakan ada 1.600 warga negara Filipina yang bekerja di Irak.
Satu kapal patroli penjaga pantai Filipina, yang baru diperoleh dari Perancis dan dalam perjalanan ke Filipina, diperintahkan untuk berlayar ke Oman dan Dubai untuk membantu evakuasi warga negara yang akan meninggalkan Irak.
Sekretaris Pertahanan Delfin Lorenzana, yang mengepalai Komite yang baru dibuat untuk mempersiapkan evakuasi, mengatakan pada hari Selasa pemerintah sedang mempersiapkan pesawat untuk warga Filipina di Irak dan Iran.
Dilaporkan ada sekitar 2.300.000 warga Filipina bekerja di Timur Tengah sebagai pembantu rumah tangga, pekerja konstruksi, insinyur dan perawat.
PAKISTAN
Pakistan telah mengeluarkan imbauan kepada warga negaranya yang berencana untuk mengunjungi Irak untuk menigkatkan kehatihatian.
"Dalam melihat perkembangan terbaru dan situasi keamanan yang berlaku di wilayah tersebut, warga negara Pakistan disarankan untuk meningkatkan kehatianhatian saat perencanaan kunjungan ke Irak pada saat ini," demikian pernyataan penerintah Pakistan.
Baca: Jepang Desak AS dan Iran Tempuh Meja Perundingan untuk Akhiri Ketegangan
"Mereka yang sudah di Irak disarankan untuk tetap dalam kontak dengan Kedutaan besar Pakistan di Baghdad."
DENMARK
Angkatan Bersenjata Denmark mengatakan tidak ada tentara Denmark terluka atau tewas dalam serangan rudal Iran di pangkalan udara Al-Asad di Irak.
Baca: Penegasan Menlu Iran Lewat Twitter: Kami Tidak Mencari Perang
Denmark memiliki sekitar 130 tentara di pangkalan itu sebagai bagian dari koalisi internasional yang memerangi ISIS di Irak dan Suriah.
INDIA
India telah menyarankan warganya untuk menghindari semua perjalanan ke Irak sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Mereka yang sudah di negara itu telah diberitahu untuk waspada dan menghindari bepergian di seluruh negeri.
SELANDIA BARU
Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peters, menyatakan keprihatinan atas eskalasi permusuhan antara Iran dan Amerika Serikat.
"Sekarang adalah waktunya untuk menahan diri dan mengedepankan de-eskalasi, dan untuk diplomasi. Pemerintah telah diberitahu semua personil Selandia Baru aman," kata Peters.
Selandia Baru memiliki 50 personil militer di Irak. (Aljazeera/AP/AFP/Fox News)