Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beredar Video Detik-detik Jatuhnya Pesawat Boeing yang Tewaskan 176 Orang di Iran, Ada Kobaran Api

Beredar Video Detik-detik Jatuhnya Pesawat yang Tewaskan 176 Orang di Iran, Pesawat Sempat Ingin Putar Balik

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Beredar Video Detik-detik Jatuhnya Pesawat Boeing yang Tewaskan 176 Orang di Iran, Ada Kobaran Api
CNN.com/Twitter @alihashem_tv
Beredar Video Detik-detik Jatuhnya Pesawat yang Tewaskan 176 Orang di Iran, Pesawat Sempat Ingin Putar Balik 

TRIBUNNEWS.COM - Beredar video yang diduga kuat adalah video yang menampilkan detik-detik pesawat Boeing 737-800 milik Ukraine Airlines sebelum jatuh di Iran pada Rabu, 8 Januari 2020 lalu.

Video tersebut sesuai dengan laporan kesaksian warga sebelumnya, yang dicatut Organisasi Penerbangan Sipil Iran dalam laporannya.

Saksi tersebut melihat adanya kobaran api di langit sebelum akhirnya ledakan besar terlihat di tanah, CNN.com mengabarkan.

Dalam rilis tersebut disebutkan pula pesawat sempat mengubah arah setelah dirasa menemukan masalah.

Baca: Misteri yang Belum Terpecahkan di Balik Jatuhnya Pesawat Boeing di Iran: Penyebab dan Isi Black Box

Pesawat berniat putar balik ke bandara Teheran, Iran.

Video jatuhnya pesawat Ukraine Airlines dibagikan oleh akun Ali Hashem di Twitter pada (8/1/2020).

Kini, penyidik masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat yang belum lama lepas landas dari Teheran, Iran.

Berita Rekomendasi

Pesawat Boeing 737-800 lepas landas Rabu (8/1/2020) pagi dari Teheran menuju ibu kota Ukraina, Kiev.

Pesawat menghilang dari radar beberapa menit setelahnya.

Pesawat kemudian jatuh di wilayah antara Parand dan Shahriar.

Selain warga Iran, ada pula 10 warga negara Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman dan tiga warga negara Inggris yang menjadi korban.

CNN.com
CNN.com

Kapten pesawat yang jatuh diidentifikasi bernama Volodymyr Gaponenko, pilot berpengalaman yang memiliki 11.600 jam terbang di pesawat Boeing 737.

Pilot instruktur adalah Oleksiy Naumkin, juga berpengalaman dengan 12.000 jam terbang.

Presiden Ukraine International Airlines, Yevhenii Dykhne, mengatakan, "Tidak mungkin ada kesalahan kru."

Pada konferensi pers di Kiev, ia mengatakan bandara Teheran "bukan bandara biasa", pilot membutuhkan beberapa tahun pelatihan untuk bisa bekerja di sana.

Misteri yang Belum Terjawab

Di hari kedua penyelidikan jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines Boeing 737, beberapa pertanyaan belum terjawab, di antaranya:

- Mengapa pesawat bisa jatuh?

Ada beberapa asumsi tentang jatuhnya pesawat.

Akan tetapi pihak berwenang Ukraina telah mengisyaratkan bahwa jawaban hanya akan diberikan setelah penyelidikan selesai dilakukan seluruhnya.

Pada hari Kamis, Organisasi Penerbangan Sipil Iran merilis laporan awal yang mengatakan pesawat sempat terbakar sebelum jatuh.

Ada saksi yang melihat pesawat terbakar sebelum akhirnya jatuh.

Ia menambahkan bahwa pesawat berubah arah karena mengalami masalah dan berniat berbalik kembali ke bandara.

Kini, Ukraina mengatakan ada beberapa teori yang mungkin sedang dibahas dengan penyelidik Iran: termasuk pesawat yang ditabrak oleh rudal, tabrakan, kegagalan teknis atau tindakan teroris.

- Apakah terkait dengan masalah teknis Boeing terdahulu?

Pesawat ini adalah Boeing 737-800, pendahulu 737 Max, yang telah memakan 346 korban dalam dua kecelakaan yang berbeda.

Versi pesawat 800 ini, yang juga dikenal dengan 737 Next Generation atau NG, memiliki masalah sendiri.

Kemungkinan ini bisa menambah krisis Boeing setelah tipe sebelumnya, 737 Max, digrounded di beberapa negara.

Tetapi belum ada indikasi bahwa kecelakaan ini adalah masalah manufaktur.

Baca: Muncul Isu Pesawat Berpenumpang 176 Orang Jatuh Ditembak Rudal Iran, Ini Kata Pakar Penerbangan

- Bagaimana Nasib Black Box?

Kotak hitam atau black box pesawat Ukraine International Airlines Boeing 737 telah ditemukan.

Namun ada banyak pertanyaan seputar penanganan kotak hitam tersebut.

Jika sebuah negara di mana terjadinya kecelakaan tidak memiliki teknologi untuk menganalisis data, maka kotak hitam akan dikirim ke negara-negara yang memiliki pengalaman luas serta memiliki alat untuk membaca data penerbangan mentah.

Inggris, AS, Prancis dan Australia memiliki teknologi tersebut.

Namun belum diketahui apakah Iran memiliki teknologi untuk melakukan itu.

Jika tidak, Iran harus memutuskan ke mana harus mengirim dua kotak yang ditemukan tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas