Kasus Reynhard Sinaga Buat Pemerintah Inggris Tinjau Ulang Penggunaan Obat GHB
Kasus perkosaan Reynhard Sinaga membuat Pemerintah Inggris akan melakukan peninjauan kembali terkait penggunaan obat GBH (gamma-hydroxybutyrate)
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Mengingat efek yang ditimbulkan dinilai sangat mengerikan.
Terutama setelah adanya kasus Reynhard Sinaga, yang disebut sebagai kasus perkosaan terbesar dalam sejarah yudisial di Inggris
Fakta Obat GHB
Obat bius GHB awalnya diproduksi untuk tujuan medis.
GHB ini berupa cairan bening atau bubuk yang tidak berwarna, tidak berbau, dan mudah larut dalam cairan.
GHB ini termasuk ke dalam obat-obatan terlarang.
Pakar adiksi dan peneliti obat-obatan terlarang dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta, dr Hari Nugroho, mengatakan obat GHB biasanya digunakan di klub atau tempat hiburan malam.
Ia menambahkan, GHB mengandung zat psikoaktif yang menyerang saraf (neurotransmitter).
Adapun efek penggunaan obat ini akan bereaksi seperti orang meminum alkohol.
Orang yang mengonsumsi obat GHB ini akan mengalami teler, dan membuat badan rileks
Namun yang berbahaya adalah setelah mengonsumsi obat ini, dapat tidur berjam-jam lamanya.
Dan saat bangun maka akan sulit mengingat kejadian saat ia mengalami teler.
Hari menyebut penggunaan GHB di Eropa merupakan hal yang cukup biasa terjadi.
Umumnya seorang gay dalam chemsex (chemical sex) mengguakan obat ini untuk pengalaman seksual.