Inggris Kecam Iran karena Menangkap dan Menahan Duta Besarnya di Teheran
Duta Besar Inggris untuk Iran Rob Macaire ditangkap dan ditahan selama beberapa jam di Teheran.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Duta Besar Inggris untuk Iran Rob Macaire ditangkap dan ditahan selama beberapa jam di Teheran.
Rob Macaire ditangkap dan ditahan selama beberapa jam karena dinggap telah melakukan penghasutan terhadap massa anti-pemerintah di Universitas Amir Kabir.
Saat itu Duta Besar Inggris sedang menghadiri acara untuk 176 penumpang pesawat Ukraina yang ditembak oleh rudal Iran beberapa waktu lalu.
Acara itu berakhir dengan aksi unjuk rasa.
Baca: Iran Akhirnya Akui Tak Sengaja Tembak Jatuh Pesawat Maskapai Ukraina, Tak Sangka Tewaskan 176 Orang
Baca: Akui Rudalnya Membuat Pesawat Ukraine Airlines Jatuh, Iran Juga Tuding Akibat Kecerobohan AS
Baca: Beredar Video yang Diklaim Memperlihatkan Rudal Ditembakkan ke Udara sebelum Pesawat Jatuh di Iran
Demikian kantor media Telegraph melansir laporan kantor berita Tasnim di Iran.
Atas kejadian itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Dominic Raab mengecam tindakan Iran tersebut.
"Penangkapan Duta besar kami di Teheran tanpa alasan atau penjelasan adalah pelanggaran hukum internasional," tegas Dominic Raab, Sabtu (11/1/2020) waktu setempat.
"Pemerintah Iran berada pada persimpangan jalan. Hal ini dapat menuju status paria dengan semua isolasi politik dan ekonomi yang mengikutinya, atau mengambil langkah untuk mengurangi ketegangan dan terlibat dalam jalur diplomatik ke depan."
Sebagaimana dilaporkan media Iran, Duta Besar Inggris ditahan selama tiga jam sebelum dibebaskan, menyusul campur tangan Kementerian Luar Negeri Iran.
Kantor berita Tasnim, yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran melaporkan, Macaire berada di tengah unjuk rasa.
Macaire dituduh menghasut dan mengarahkan beberapa tindakan radikal dan destruktif.
Iran Bertanggung Jawab
Presiden Iran Hassan Rouhani, menyatakan Iran sangat bersedih atas peristiwa jatuhnya pesawat milik Ukraina yang menewaskan 176 orang.
"Iran sangat sedih dengan kesalahan bencana ini dan saya, atas nama Republik Islam Iran, menyatakan belasungkawa mendalam saya kepada keluarga para korban bencana yang menyakitkan ini," kata dia seperti dilansir dari kantor AFP, Sabtu (11/1/2020).
Ia menambahkan, semua badan yang relevan akan mengambil tindakan
untuk memastikan kompensasi untuk keluarga korban.
"Kejadian menyakitkan ini bukan masalah yang bisa diatasi dengan mudah," lanjut Rouhani.
Rouhani mengatakan, para pelaku juga akan dihukum dan dituntut sesuai kesalahan.
Ia berharap, kejadian tragis tersebut pernahl lagi terjadi.
"Kesalahan yang tidak termaafkan ini akan dituntut," tegasnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, sebelumnya menuntut Iran bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat dan membayar kompensasi.
Pesawat itu jatuh di dekat Parand, pinggiran barat daya ibukota Tehran, sesaat setelah lepas landas, pada Rabu (8/1).
Menurut Flighradar24 Flight Tracker, pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan 752 dijadwalkan lepas landas pukul 5:15 waktu Tehran menuju Bandara Internasional Boryspil di ibukota Ukraina, Kyiv.
Pesawat membawa 176 orang yang terdiri dari 167 penumpang dan 9 awak pesawat.
Data menunjukan, 82 penumpang merupakan warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jermab dan tiga warga Inggris