Jepang Kekurangan Salju, Sejumlah Kegiatan Tertunda
Untuk pertama kalinya tahun ini Jepang kekurangan salju, sehingga kegiatan ski dan yang terkait salju menjadi tertunda.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Untuk pertama kalinya tahun ini Jepang kekurangan salju, sehingga kegiatan ski dan yang terkait salju menjadi tertunda.
"Kami khusus menguruk salju dari tempat lain memindahkan ke daerah salju di sini supaya para tamu bisa bermain salju, karena memang sudah waktunya untuk bermain salju saat ini," kata eksekutif hotel dari Listel Inawashiro, Kazu Unai, Kamis (16/1/2020).
Para tamu dan atau turis memang sudah mulai berdatangan ke Fukushima serta tempat bersalju lain seperti Niigata dan Nagano karena akan mengadakan kegiatan ski di tempat itu.
Namun salju kurang sehingga harus diangkut menggunakan truk dipindahkan ke tempat main salju dan yang tersebar di sekelilingnya dikumpulkan pula ke tempat main salju.
"Jadi pekerjaan sangat berat," kata dia.
Di Kota Nanto Perfektur Toyama yang juga sebenarnya akan diadakan festival ski ini menggelar rapat darurat karena salju berkurang jumlahnya.
Demikian pula di Kota Itoigawa, Perfektur Niigata dan acara lintas daerah di Resor Ski Onsen Nozawa di Perfektur Nagano, semua tampaknya bakal menjadwalkan kembali acaranya karena jumlah salju berkurang.
"Untuk bermain ski di sini (Niigata) biasanya ketebalan dibutuhkan sedikitnya 30 cm tetapi kini hanya 10 cm saja," kata seorang pengamat ski Jepang, Nakamura kepada Tribunnews.com, Jumat (17/1/2020).
Demikian pula di Toga International Campsite, yang biasanya memiliki 2 meter salju setiap tahun, namun saat ini hanya sekitar 10 cm ketebalan saljunya.
Baca: Salju Turun di Arab Saudi, Ahli Meteorologi: Ada Badai Dahsyat di Eropa Selatan dan Mediterania
Baca: 25 Tahun Lalu Gempa Hanshin Jepang Menewaskan 6.434 Korban
Baca: Indonesia Masters 2020 Tak Bertuah Kepada Pemain Unggulan, 4 Wakil Jepang Angkat Koper Lebih Awal
Data Badan Meteorogi Jepang menunjukkan salju rata-rata di Fukushima yang rata-rata ketebalannya 28 cm kini hanya 3 cm.
Demikian pula di Aizuwakamatsu yang rata-rata ketebalan 83 cm kini hanya 2 cm.
Contoh konkrit festival budaya di AizuMisato Fukushima, festival Takata Ootawara Hiki.
Tahun 2000 para pelaku yang menarik bola kanan kiri seberat 3 ton, diameter 3 meter, dengan tali masing-masing 5 meter, jalanan masih bersalju tebal.
Kini para peserta hanya menggunakan sandal jerami biasa karena jalanan tanpa salju.
Tahun ini menurut Badan Meteorologi Jepang jumlah tingkat salju hanya 70 persen saja dibandingkan rata-rata ketebalan salju yang ada di Jepang.
Sedangkan cuaca di musim salju ini lebih panas 2,3 derajat celcius dibandingkan rata-rata.
Tidak heran salju sangat kurang di Jepang saat ini.
"Kami berharap hujan salju lebat dalam waktu dekat ini sehingga semua acara bisa berjalan dengan lebih baik lagi," kata Gubernur Niigata, Hideyo Hanazumi, Kamis (16/1/2020).
Bagi penggemar Jepang dapat ikut diskusi dan info terakhir dari WAG Pecinta Jepang. Email nama lengkap dan nomor whatsapp ke: info@jepang.com