Penyewa rumah juga meninggalkan banyak barang, seperti pakaian dan mainan, di seluruh rumah.

Dalam sebuah ruangan, sebuah rumah boneka berwarna merah muda teronggok hancur.

Bahkan, banyak pakaian menyumpal di dalam almari, seolah dipaksakan untuk masuk.

"Rumah itu bau. Mereka telah mengubahnya menjadi pembuangan sampah," kata Daniel.

Daniel telah membayangkan dirinya akan menghabiskan ribuan Pound untuk perbaikan rumah.

"Rumah itu perlu direnovasi," katanya.

"Hanya mengosongkan isi rumah dan menata ulang kebun saja sudah menghabiskan ratusan (Pound). Saya pikir tidak ada yang bisa diselamatkan lagi," imbuhnya.

Namun, hal yang paling menusuk Daniel adalah bahwa kerja keras ayahnya menjadi sia-sia.

"Dia menghabiskan lima tahun mengerjakannya tanpa cacat sedikitpun, seperti rumah di televisi.

Dia meninggal tak lama setelah itu. Aku berencana menetap di sini, tetapi aku pindah dengan ibuku, jadi aku memutuskan untuk menyewakannya," jelas Daniel.

Dia bersyukur sang ayah tidak dapat melihat kondisi rumahnya yang porak-poranda sekarang.

"Itu akan menghancurkannya," ucap Daniel.

Berkaca dari pengalamannya yang ditinggal kabur penyewa rumah, Daniel berharap agen real estate dapat memperketat aturan.

"Saya pikir harus ada semacam database di mana pemilik dapat mengunggah data diri penyewa, sehingga orang lain dapat mewaspadainya di masa depan," harapnya.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)