Virus Corona Diduga Berasal dari Sup Kelelawar, Kuliner yang Memang Populer di Wuhan
Virus Corona Diduga Berasal dari Sup Kelelawar, Kuliner yang Memang Populer di Wuhan
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Video yang memperlihatkan seorang wanita tengah makan sup kelelawar di sebuah restoran viral di media sosial China akhir-akhir ini.
Video tersebut muncul bersamaan dengan klaim yang menyatakan bahwa virus corona, yang tengah mewabah di China, diduga berasal dari kelelawar.
Virus corona baru yang muncul dari Wuhan pada akhir bulan lalu, telah membunuh setidaknya 25 orang, 800 orang terinfeksi, dan menyebabkan kota perpenduduk 11 juta orang tersebut ditutup.
Virus corona dapat menyebabkan pneumonia.
Para peneliti kini menduga virus telah menyebar ke manusia dari ular atau kelelawar, Daily Mail mengabarkan.
Seorang ahli virologi yang membantu menangani epidemi SARS di Asia tahun 2003 silam telah memperingatkan strain baru virus corona ini bisa 10 kali lebih buruk dari krisis 17 tahun lalu.
Kelelawar digunakan dalam pengobatan tradisional China untuk mengobati serangkaian penyakit, termasuk batuk, malaria, dan gonorea.
Feses kelelawar juga dipercaya bisa mengobati penyakit mata, menurut medis kuno China Ben Cao Gang Mu.
Dalam beberapa dua video yang berbeda, terlihat pengunjung restoran yang berbicara bahasa Kanton sedang bersiap-siap makan sup kelelawar.
Video pertama trending di Weibo dan dibagikan oleh Apple Daily.
Video tersebut menunjukkan seorang wanita muda memegang kelelawar dengan sumpit.
Ia lalu mencoba mengigit sayap hewan tersebut.
Seorang pria terdengar meneriaki wanita tersebut dengan berkata, "Makan dagingnya, jangan makan kulitnya."
Pria itu menambagkan, "Makan dagingnya di bagian punggung."
Dalam video lain yang diunggah vlogger China Chen Quishi di Twitter, menunjukkan kelelawar matang di dalam mangkuk.
Kelelawar tersebut tampak utuh dengan gigi menyeringai.
"Setelah mengalami masalah ini, bisakah orang China berhenti makan hewan liar?," ujar vlogger tersebut dalam postingannya.
Kedua video tersebut berlum terverifikasi.
MailOnline masih mencoba menghubungi kedua pengunggah utnuk dimintai keterangan.
Dukungan Ilmiah
Dilansir The Sun, sebuah studi baru yang diterbitkan di China Science Bulletin awal pekan ini mengklaim bahwa virus corona baru memiliki jenis virus yang sama yang ditemukan pada kelelawar.
Wabah mematikan SARS dan Ebola sebelumnya juga diyakini berasal dari mamalia terbang itu.
Para ahli mengira virus baru ini tidak mampu menyebabkan epidemi seserius SARS dan Ebolai karena memiliki gen yang berbeda.
Tetapi, penelitian ini tampaknya membuktikan sebaliknya.
Saat ini, para ilmuwan berjuang untuk membuat vaksin untuk membasi virus corona.
Namun, pembuatan vaksin tersebut bisa memakan waktu setidaknya satu tahun.
Virus Diduga Lompat dari Ular
Masih dilansir The Sun, ilmuan dari Universitas Peking juga mengklaim bahwa virus corona ditularkan ke manusia melalui kelelawar, melalui ular.
Ular dan kelelawar dijual di pasar ikan di Wuhan, titik mula virus ini berasal.
Peneliti berkata virus corona 2019-nCoV terbentuk dari kombinasi virus yang menginfeksi kelelawar dan virus lain yang berlum teridentifikasi.
Peneliti percaya kombinasi genetis dari virus tersebut mengambil protein yang memungkinkan virus mengikat sel inang tertentu, termasuk manusia.
Setelah menganalisis gen dari strain, peneliti menemukan ular memang rentan terhadap versi virus corona yang mirip dengan yang diderita manusia.
Hal itu memungkinkan virus memiliki "cadangan" untuk strain virus baru untuk tumbuh lebih kuat dan bereplikasi.
Ular, dan hewan-hewan lain, dijual di Pasar Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat wabah mematikan diperkirakan dimulai.
Virus mungkin telah melompat ke hewan lain sebelum berpindah ke manusia, ujar peneliti.
Update jumlah korban virus corona: lebih dari 800 kasus terinfeksi, 25 orang meninggal dunia
Pemerintah China melalui Komisi Nasional Kesehatan mengumumkan, 25 orang meninggal karena wabah virus corona.
Tiga kota di "Negeri Panda" telah ditutup sebagai buntut upaya pencegahan otoritas atas virus dengan kode 2019-nCov tersebut.
Dilansir Sky News, Jumat (24/1/2020), selain 25 orang tewas, sejauh ini China mencatat lebih dari 800 kasus virus Corona.
Seorang pria berusia 80 tahun di Provinsi Hebei menjadikannya korban pertama di luar Provinsi Hubei yang meninggal.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, mereka masih belum menganggapnya sebagai keadaan darurat dunia.
"Tolong jangan salah, ini sudah darurat di China. Namun, terlalu dini jika diumumkan dalam skala global," ucap Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dia menjelaskan, Komisi Darurat WHO terbelah apakah sudah saatnya mengumumkan virus corona tersebut sebagai keadaan darurat.
Ghebreyesus menyatakan, Pemerintah China sudah melakukan berbagai langkah pencegahan untuk menekan penyebaran virus Wuhan.
Salah satunya adalah menutup tiga kota, termasuk Wuhan yang menjadi asal muasal virus itu, yang jika ditotal populasinya mencapai 18 juta.
Di Wuhan, selain layanan transportasi publik dan bandara ditutup, pemerintah juga memerintahkan agar warga mengenakan masker.
Dampaknya, orang-orang pun mulai mengosongkan rak-rak makanan di supermarket dalam isolasi yang diperkirakan berjalan beberapa pekan itu.
Kemudian di Huanggang, layanan bus dan kereta dihentikan, dengan tempat publik seperti bioskop dan kafe internet ditutup.
Sementara di ibu kota Beijing, otoritas setempat memutuskan untuk meniadakan kegiatan perayaan Tahun Baru Imlek.
Belum ada vaksin bagi virus corona ini, yang disebut bisa menyebabkan pneumonia dan ditularkan antarmanusia.
Meski asal virus Wuhan tersebut belum diketahui, WHO menyatakan sumber utamanya kemungkinan adalah binatang.
Virus corona disebut merupakan keluarga besar virus yang terdiri dari demam hingga sindrom pernapasan akut parah (SARS) yang pernah membunuh hampir 800 orang pada 2002-2003.
Karena itu, ketika varian baru keluarga itu muncul dengan wabah yang semakin membesar, maka disebut sebagai novel coronavirus (n-Cov).
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Meninggal Virus Corona di China Capai 25 Orang",
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Kompas.com, Ardi Priyatno Utomo)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.