Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengacara Donald Trump Gaungkan Argumen: Demokrat Tak Hanya Berusaha Batalkan Pemilu 2016

Pengacara Trump menggemakan argumen, bahwa Demokrat tidak hanya berusaha membatalkan hasil pemilu 2016, tapi juga membatalkan pemilu yang akan datang

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Pengacara Donald Trump Gaungkan Argumen: Demokrat Tak Hanya Berusaha Batalkan Pemilu 2016
New York Times
Iran menawarkan hadiah Rp 1,1 triliun untuk kepala Donald Trump. Sebut akan menyerang Gedung Putih. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghadapi persidangan impeachment (pemakzulan) pada Sabtu (25/1/2020).

Ia menjalani sidang pemakzulan dilevel Senat setelah mendapat tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan Kongres.

Demokrat menuduh Trump menempatkan kepentingan politik pribadinya di atas keamanan nasional Amerika Serikat dengan menahan bantuan ke Ukraina.

Menurut Demokrat, hal itu dilakukan Trump untuk menekan Ukraina agar mengumumkan penyelidikan terhadap saingan politiknya, Joe Biden.

Terkait hal ini, pengacara Donald Trump angkat bicara.

Mereka menggemakan argumen, bahwa Demokrat tidak hanya berusaha membatalkan hasil pemilu 2016, tapi juga membatalkan pemilu yang akan datang pada 2020 ini.

"Mereka meminta mengeluarkan Presiden Trump dari pemungutan suara dalam pemilihan yang akan berlangsung sekitar sembilan bulan lagi," tutur Penasihat Gedung Putih, Pat Cipollone yang dikutip dari TIME.

Berita Rekomendasi

Cipollone lantas mengingatkan para Senator yang bertindak sebagai juri di sidang impeachment, bahwa Senat tidak pernah memvonis dan mengeluarkan seorang pemimpin negara dari jabatannya.

"Biarkan orang-orang memutuskan sendiri," tegas Cipollone.

White House Counsel Pat Cipollone
White House Counsel Pat Cipollone (Tangkap Layar YouTube C-SPAN)

Donald Trump Angkat Bicara

Sementara itu, Donald Trump menyambut dengan baik presentasi yang dibawakan oleh Cipollone.

"Setiap orang yang berpikiran adil, yang menyaksikan persidangan Senat hari ini, akan dapat melihat betapa tidak adilnya saya telah diperlakukan dan bahwa ini benar-benar tipuan impeachment yang benar-benar partisan," kata Trump.

"Bahwa semua orang termasuk Demokrat benar-benar mengetahui ini. Ini seharusnya tidak boleh terjadi lagi," tambah Trump melalui akun Twitternya @realDonaldTrump.

Wakil penasihat, Michael Purpura menguraikan enam poin pembelaan yang mendukung kasus mereka berdasarkan pandangan pertahanan.

Berikut ini enam poin tersebut tersebut yang dilansir TIME:

1. Catatan panggilan tidak secara eksplisit menunjukan bantuan keamaan pengkondisian Trump pada apapun.

2. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan dia tidak merasa Trump menekannya.

3. Pejabat Ukraina tampaknya tidak tahu bahwa bantuan telah ditunda sampai mengetahui ada panggilan tersebut.

4. Tidak ada saksi yang bersaksi bahwa Trump mengatakan ada quid pro quo.

5. Bantuan mengalir pada September 2019 tanpa tindakan publik dalam penyelidikan.

6. Dalam pandangan mereka, kebijakan Trump terhadap Ukraina dinilai murah hati.

"Apalagi yang perlu Anda ketahui?," kata Purpura.

Merujuk pada enam poin pembelaan itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan beberapa penasihatnya mengatakan mereka tidak merasa Trump mendorong Ukraina ke quid pro quo.

Berdasar pemaparan Zelensky, Trump juga tidak menyebutkan bantuan tertunda pada panggilan telepon itu.

"Tidak mungkin ada ancaman tanpa orang itu tahu dia sedang diancam," kata Zelensky.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas