Pengakuan Korban Perkosaan Reynhard Sinaga (1): Dia Tidak Bergerak, Saya Mengira Telah Membunuhnya
Sebelum lapor polisi, Peter mengaku sempat bertarung dengan Reynhard di apartemen tempat ia mengalami perkosaan.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
Orang tua Peter takut terhadap efek perkosaan itu dan kondisi psikologis anaknya di masa depan.
Pengadilan mendengar kesaksian beberapa korban Reynhard Sinaga menderita gangguan psikologi yang berat, dan dua orang mencoba bunuh diri.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 22 Januari 1654: Kelahiran Kapten William Kidd, Bajak Laut Pemburu Bajak Laut
Baca: Pemain Garuda Select Rasakan Perbedaan Gaya Bermain antara Inggris dengan Italia
Sekarang, Peter telah lulus kuliah. Selama kuliah dia menceritakan pengalaman buruk itu kepada pacarnya. Ia kini bekerja sebagai pelatih olahraga.
Ia menolak disebut pahlawan karena membuka tabir Reynhard.
Namun ia mengakui tindakannya melapor ke polisi telah membantu pemulihannya.
Semua bermula ketika pada pengujung Mei 2017, Peter dan teman-temannya minum-minum di sebuah pub sebelum menuju ke acara di klub bernama Factory.
Sekira pukul 00.30, ia ke luar dari klub karena merasa gerah dan berkeringat.
Dia mengaku setengah mabuk setelah minum lager dan vodka.
Peter duduk di sebuah lorong sambil mencoba menghubungi temannya melalui telepon.
Mendadak muncul seorang pria muda yang mengajak mengobrol.
"Saya pikir dia seorang siswa yang ke luar setelah minum-minum. Dia bilang namanya Rey. Kami mengobrol sekira 10 menit. Dia mengaku seorang mahasiswa," kata Peter.
Baca: Putrinya Baru Menikah 2 Bulan, Ibunya Malah Tega Berselingkuh dengan Menantu Hingga Hamil & Lahiran!
Baca: AS Hargai Kepala Pemimpin Baru ISIS Pengganti al-Baghdadi Rp 68 M
Pusing dan Mual
Pria berkacamata itu, Reynhard, tampak sederhana dan ramah.
Reynhard kemudian menawari Peter bertandang ke apartemennya, tak jauh dari lokasi itu. Rupanya Peter setuju.