Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

POPULER: Kewalahan, Dokter dan Perawat di Wuhan Pakai Popok karena Tak Punya Waktu untuk ke Toilet

Mereka mengenakannya karena tidak mempunyai waktu untuk pergi ke kamar mandi. Para staf rumah sakit, termasuk dokter, terlalu sibuk

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in POPULER: Kewalahan, Dokter dan Perawat di Wuhan Pakai Popok karena Tak Punya Waktu untuk ke Toilet
Miaopai video/mothership.sg
Nenek korban virus Corona akhirnya dinyatakan sembuh 

TRIBUNNEWS.COM - Kota Wuhan telah dikarantina sejak Kamis (23/01/2020) lalu.

Penutupan kota diumumkan pada Kamis pukul 2 pagi waktu setempat.

Sejumlah besar pasien yang terinfeksi virus Corona, 2019-nCoV, dirawat di rumah sakit Wuhan.

Wabah ini membuat dokter dan para staf medis rumah sakit hidup dalam ketakutan akan tertular penyakit yang diderita pasien.

Di sisi lain, orang yang terinfeksi virus Corona terus bertambah.

 Pasien yang semakin bertambah tidak sebanding dengan jumlah staf medis dan perlengkapan yang dibutuhkan.

Dikutip Business Insider Malaysia dari Washington Post, kondisi tersebut membuat para staf rumah sakit kewalahan.

Bahkan, staf rumah sakit di Wuhan mengenakan popok dewasa.

Berita Rekomendasi

Mereka mengenakannya karena tidak mempunyai waktu untuk pergi ke kamar mandi.

Para staf rumah sakit, termasuk dokter, terlalu sibuk untuk merawat pasien yang terjangkit virus Corona.

Selain itu, tujuan staf medis mengenakan popok adalah agar mereka tidak perlu melepas jas hazmat yang mereka kenakan.

Sebab, persediaan jas hazmat sangat terbatas, bahkan kurang di sana.

Dikutip dari Thepaper.cn, seiring dengan kurangnya persediaan jas hazmat, rumah sakit juga kekurangan pasokan alat pelindung lainnya, seperti masker dan kacamata pelindung.

"Kami tahu bahwa pakaian pelindung yang kami kenakan bisa menjadi yang terakhir yang kami miliki. Kami tidak dapat membuang apa pun," tulis seorang dokter Wuhan Union Hospital di Weibo.

Bahkan, banyaknya pasien dan pekerjaan yang melelahkan telah menelan nyawa para staf medis di kota.

Oleh karena itu, dokter khawatir tertular penyakit itu sendiri.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas