Mahasiswa di Wuhan Cemas, 1 Mahasiswa Pakistan Diduga Tertular Virus Corona Tinggal Satu Apartemen
Mahasiswa asal Indonesia yang sedang berada di Wuhan kian khawatir dengan wabah Virus Corona.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswa asal Indonesia yang sedang berada di Wuhan kian khawatir dengan wabah Virus Corona.
Pasalnya, satu mahasiswa asal Pakistan diduga telah tertular Virus Corona tinggal satu apartemen dengan mahasiswa Indonesia di Wuhan.
Hal tersebut diungkap Ketua Ranting Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok di Huazhong University of Science and Technology, Wuhan, China, Khoirul Umam Hasbiy.
Dari informasi yang dihimpun, kondisi mahasiswa tersebut tengah mengalami sakit kepala yang cukup berat, sakit di sekujur tubuh, serta suhu tubuh tinggi sekitar 39 derajat Celsius.
Kekhawatiran itu ditambah dengan tidak bukanya kantin kampus.
Sehingga, mahasiswa yang lapar terpaksa harus ke pasar untuk membeli bahan kebutuhan makanan serta kemudian dimasak sendiri. “Di pasar kita pasti berinteraksi dengan orang lokal,” kata dia.
Saat ini, tercatat ada 12 WNI yang mengenyam pendidikan di Huazhong University of Science and Technology.
Pihak kampus, imbuh dia, juga telah memberikan imbauan kepada para mahasiswa yang ingin meninggalkan Wuhan agar menghubungi kedutaan besar masing-masing agar membuka jalur diplomasi dengan Kementerian Luar Negeri China atau otoritas Wuhan.
Hal itu menjadi satu-satunya cara legal agar para mahasiswa yang berasal dari luar negeri, termasuk Indonesia, dapat meninggalkan Wuhan yang kini berstatus tengah ditutup atau lockdown.
Berdasarkan informasi terbaru, otoritas China menyatakan 132 orang meninggal akibat virus corona. Seluruh korban jiwa berasal dari China.
Ada 6.056 kasus yang dikonfirmasi di seluruh negeri, dan lebih dari 70 kasus yang dikonfirmasi di luar China, termasuk AS, Australia, Perancis, dan Jerman.
7 Mahasiswa asal Sulsel juga Terisolir
Kecemasan menyelimuti Nur Adibah Putri Rahman yang menempuh pendidikan di Kota Xiangxiang, Provinsi Henan, China.
Virus Corona mulai merebak ke kota tempatnya menimbah ilmu sejak satu Minggu belakangan ini.
Alumnus SMA Negeri 2 Tinggimoncong ini terpaksa mengurung diri di asrama kampus selama satu Minggu belakangan ini.
Total ada tujuh mahasiswa asal Sulawesi Selatan yang hidup terisolir demi menghindari virus Corona yang merebak di China.
Mereka tinggal menetap di asrama kampus.
Nur Adibah mengatakan, sudah sepekan virus corona merebak di Kota Xiangxiang.
Sejak saat itu, pihak kampus mengeluarkan larangan kepada mahasiswa agar tidak keluar dari kampus. Hal itu dilakukan demi menghindari virus Corona.
"Virus Corona merebak sampai ke sini sejak Minggu lalu," katanya saat dihubungi Tribun, Kamis (30/1/2020).
"Setelah itu pihak kampus betul-betul melarang kita untuk keluar dari kampus. Baik jalan-jalan maupun belanja," sambungnya.
Nur Adibah mengungkapkan, sudah ada 150 warga yang terinfeksi virus corona di Provinsi Heran.
Sedang di Kota Xinxiang, terhitung 4 orang yang sudah terjangkit.
Oleh karena itu, ia dan teman-temannya memutuskan tidak lagi keluar asrama kampus.
Pihak universitas juga telah mewajibkan Adibah dan mahasiswa lain untuk menggunakan masker.
Meski demikian, dia menegaskan jika kondisi mahasiswa Sulsel di Xiangxiang dalam kondisi sehat.
Hal ini lanjutnya, perlu disampaikan untuk menghilangkan kekhawatiran terutama keluarga yang ada di Sulsel.
"Orang tua pasti kaget dan khawatir kak, tapi dari sini kami tenangkan kalau kami baik-baik saja," katanya.
Nur Adibah sendiri sudah setahun menimba ilmu di Xiangxiang. Dia adalah mahasiswa Fakuktas Kedokteran.
Beruntung, kata Nur Adibah, market (toko makanan) terletak bersebelahan dengan asrama international student yang ditinggalinya.
Sehingga mahasiswa yang bermukim di asrama tersebut sampai saat ini belum mengalami kesulitan dalam pengadaan makanan untuk dikonsumsi sehari-hari.
"Alhamdulillah, Jadi mudah kak. Ada jadwal perminggu dus kali market disini dibuka," katanya.
Dia menuturkan, untuk keperluan makan, mahasiswa biasanya masak sendiri di asrama.
Karena itu, jika market telah dibuka, para mahasiswa akan membeli perlengkapan untuk keperluan masak seminggu.
Beruntung meski jauh dari orang tua dan keluarga, namun pihak dari KBRI terus memantau kondisi mahasiswa asal Indonesia yang ada di Henan.
"Sudah ada kak, dari KBRI langsung yang hubungi kakak tingkatan di zhengzhou untuk mendata mahasiswa-mahasiwa di provinsi Henan," terangnya.
Pihak KBRI lanjutnya meminta para mahasiswa tetap menjaga kesehatan, jangan panik, dan terus jalin komunikasi dengan pihak KBRI apabila ada masalah.
"Pesan mereka juga jangan menyebar-nyebarkan kan info-info yang tidak benar ke media-media," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WNI di Wuhan Khawatir, Seorang Mahasiswa di Apartemennya Diduga Kena Virus Corona"