Warga Jepang Berterima Kasih Pada Dokter China Yang Meninggal Pagi Ini
Dr. Li Wen Liang, 34, yang pertama kali menyebarluaskan adanya virus corona dan sempat ditahan polisi China karena dianggap menyebarkan hoax
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang dokter China, Dr. Li Wen Liang, 34, yang pertama kali menyebarluaskan adanya virus corona dan sempat ditahan polisi China karena dianggap menyebarkan hoax, meninggal dunia pagi ini (7/2/2020).
"Dr. Li merupakan salah satu orang pertama yang secara terbuka memperingatkan pandemi virus corona baru, yang telah menyebabkan sejumlah besar kematian di China, telah meninggal dunia hari ini (7/2/2020)," ungkap sumber Tribunnews.com Jumat ini (7/2/2020).
Bagi kalangan warga Jepang Dr. Li juga dianggap pahlawan karena dengan cepat memberitahu masyarakat akan adanya virus Corona sehingga masyarakat dapat segera mengantisipasinya.
"Saya baca postingan Dr. Li Desember lalu saat mengumumkan adanya virus baru. Kita percaya karena yang mengumumkan adalah seorang dokter. Makanya kita segera antisipasi dengan antara lain membeli masker sebanyaknya buat persediaan," papar Aiko Kunimura seorang warga Tokyo yang aktif memonitor chatting diskusi internet mengenai virus Corona kepada Tribunnews.com pagi ini (7/2/2020).
Dr. Li sempat diperingatkan oleh pihak otoritas kepolisian bahkan ditangkap karena dianggap telah menyebarkan hoax ke masyarakat China.
Sang Dokter meninggal akibat infeksi virus pada pagi hari 7 Februari ini sesuai postingan pula yang dilakukan rumah sakit Wuhan.
Rumah Sakit Pusat Wuhan memposting di akun resmi Twitter “Weibo” versi China, dan Dr. Li Wen Liang, 34, terinfeksi oleh virus dan meninggal pada pukul 02:58 pagi waktu setempat atau jam 1:58 pagi ini WIB.
Dokter tersebut bekerja sebagai dokter mata di Wuhan, menyebarluaskan info adanya epidemi virus baru, menyerupai sindrom pernafasan akut yang parah (SARS), yang menyebabkan sejumlah besar kematian selama epidemi 2002-03.
Dia melaporkan hal ini pada pesan yang di kirim ke rekan-rekannya pada 30 Desember, tetapi kemudian diminta oleh polisi untuk muncul bersama dengan tujuh tertuduh lainnya atas dugaan "penyebaran desas-desus."
Li kemudian terinfeksi virus baru tersebut saat merawat pasien. Dia dianggap sebagai pahlawan di kalangan pengguna internet Cina.