VIRAL Virus Corona Pernah Muncul dalam Novel Tahun 1981, Disebut 'Senjata Biologis yang Sempurna'
Sampai dengan saat ini virus corona masih menjadi momok menakutkan bagi sebagaian besar masyarakat di China, bahkan di seluruh dunia.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Sampai dengan saat ini virus corona masih menjadi momok menakutkan bagi sebagaian besar masyarakat di China, bahkan di seluruh dunia.
Bahkan dikatakan jumlah korban meninggal mencapai ribuan, dan puluhan ribu yang terinfeksi virus mematikan tersebut.
Di sisi lain, sebuah kabar viral di sosial media Twitter, di mana menyebutkan virus corona pernah diulas dalam sebuah novel di Amerika Serikat.
Novel yang berjudul The Eyes of the Darkness tersebut ditulis oleh seorang penulis Amerika bernama Dean Koontz.
Dilansir dari Taiwan News, Penulis Amerika tersebut rupanya sering muncul dalam daftar Best Seller New York Times.
Dalam buku tersebut Koontz menuliskan soal wabah virus corona dengan nama sebuah penyakit yakni 'Wuhan-400'.
Tepanya di bab 39 bukunya, Koontz menulis tentang adanya sebuah virus yang dikembangkan di laboratorium militer dekat kota Wuhan, China oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai senjata biologis.
Disebutkan dalam bukunya, Ilmuwan yang memimpin penelitian Wuhan-400 bernama Li Chen.
Li Chen juga dituliskan sebagai seorang China yang membelot ke AS dengan informasi tentang senjata kimia paling berbahaya di Tiongkok.
Disebutkan virus Wuhan-400 lebih memengaruhi orang daripada binatang dan tidak bisa bertahan hidup di luar tubuh manusia atau di lingkungan yang lebih dingin dari 30 derajat Celcius.
Kesamaan infromasi soal Virus Corona dan Wuhan-400 telah membuat pengguna Twitter heboh.
Satu perbedaan besar: Wuhan-400 memiliki tingkat pembunuhan 100 persen, sedangkan virus Corona tidak.
Namun, beberapa orang skeptis tentang prediksi Koontz 39 tahun yang lalu, menunjukkan bahwa edisi awal buku itu menyebut virus itu sebagai Gorki-400, yang diproduksi Uni Soviet.
Sebagai tanggapan, beberapa netizen telah memposting gambar edisi terbaru buku The Eyes of the Darkness di mana nama virus memamg berubah, mungkin saja karena berakhirnya Perang Dingin pada tahun 1991.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)