BREAKING NEWS: Seluruh Penumpang Kapal Pesiar Jepang Diamond Princess akan Diturunkan Besok
Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato mengizinkan seluruh penumpang kapal pesiar Diamond Princess untuk turun dari kapal Rabu besok.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato mengizinkan seluruh penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Pelabuhan Yokohama untuk turun dari kapal, Rabu (19/2/2020) besok, dengan catatan tidak ada kejadian mendadak.
"Besok semua penumpang kapal Diamond Princess boleh ke luar dari kapal kalau semuanya lancar tak ada kejadian apa pun," kata Menteri Katsunobu Kato dalam jumpa pers, Selasa (18/2/2020) pagi.
Saat ini tercatat dari total 1.723 penumpang yang diuji, total 454 orang yang terinfeksi virus saat ini dari kapal Diamond Princess, termasuk 212 warga Jepang dan di dalamnya ada 20 pasien yang sakit parah.
Sementara itu pemerintah Korea akan menjemput khusus 14 penumpang warga Korea penumpang kapal pesiar Diamond Princess besok termasuk yang terinfeksi virus corona.
Saat ini penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang terinfeksi dari negara AS, Kanada, Australia, Ukraina, Korea, Hong Kong dan beberapa negara lainnya.
Namun tidak ada satu pun WNI yang terinfeksi, semuanya sehat hingga saat ini.
Baca: Pemotor yang Seruduk Mobil di Turunan Flyover Manahan Solo Alami Luka, Bagian Kepala Belakang Sobek
Baca: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 17-19 Februari 2020, Hujan Disertai Petir di Jabodetabek hingga Papua
Menteri Terawan Hati-hati
Sementara itu Menteri Kesehatan (Kemenkes) RI Terawan Agus Putranto masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap 78 orang warga negara Indonesia (WNI) yang ikut dikarantina akibat terpapar virus corona di atas kapal pesiar Jepang, Diamond Princess.
Terawan bersikap hati-hati. Dia siap berangkat ke Jepang untuk menjemput para WNI tersebut.
Namun, tentunya jika hasil pemeriksaan menyatakan ke-78 awak kapal itu negatif virus corona.
Ia juga siap berkoordinasi dengan pemerintah Jepang untuk melakukan visi kemanusiaan itu.
"Kalau itu negatif, saya juga akan ke sana. Mengecek dan juga menjemputnya. Menkes yang ke sana. Tapi saya koordinasi dulu, diperkenankan nggak secara protokoler kenegaraan. Karena kita selalu menghargai hubungan antarnegara," ucap Terawan saat jumpa pers di Gedung Bina Graha, Kantor Staf Presiden (KSP), Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2020).
"Kita tunggu hasil PCR-nya. Hasil pemeriksaannya," kata menteri.
Reaksi berantai polimerase (PCR = polymerase chain reaction) merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA (Asam deoksiribonukleat) secara enzimatik tanpa menggunakan organisme.
Baca: UPDATE Corona Senin Siang 17/2/2020, Sejumlah 10.435 Orang Pulih, 1.765 Tercatat Meninggal
Baca: Cerita Mahasiswa yang Sembuh dari Virus Corona Seusai Minum Obat HIV Kaletra
Dengan teknik ini, DNA dapat dihasilkan dalam jumlah besar dengan waktu relatif singkat sehingga memudahkan berbagai teknik lain yang menggunakan DNA.
Terawan juga memastikan WNI yang berada di kapal Jepang tersebut dalam kondisi sehat. Namun, pemerintah Indonesia butuh sertifikasi atau bukti tertulis mereka memang benar-benar sehat untuk keperluan dalam negeri.
"Kami butuh sertifikasi. Sehingga kalau di sini nanti sehat dan baik, ngapain diobservasi lagi? Sudah cukup kalau sehat. Karena itu dipastikan lagi bagi kita apakah diperkenankan untuk melakukan pengecekan dan penjemputan," kata Terawan.
Sementara Australia akan mengevakuasi 200 warganya dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di lautan, dekat wilayah Jepang sejak 5 Februari lalu.
"Australia akan mengevakuasi lebih dari 200 warga yang ada di atas kapal pesiar yang terkena virus corona yang dikarantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang," ujar Perdana Menteri Scott Morrison kepada wartawan di Melbourne, Senin.
Morrison mengatakan semua warga Australia akan dijemput pada Rabu (19/2/2020) mendatang.
Baca: Vanessa Angel Pernah Dihubungi Psikolog DS, Diberi Nomor untuk Curhat: Biar Plong
Baca: Tanggal Lahir Sama, Raffi Ahmad & Nagita Slavina Rayakan Ultah Sekaligus Umrah, Ini 5 Fotonya
Selanjutnya lebih dari 200 warga itu akan mengikuti masa karantina selama 14 hari, di utara Australia.
"Bagi mereka yang lebih dari 200 warga Australia yang akan kembali ke Australia, kami harus melakukan masa karantina selama 14 hari lebih lanjut," kata Morrison.
Sementara pemerintah Amerika Serikat telah mengevakuasi sekitar 400 warganya dari Diamond Princess mengunakan pesawat sewaan, Minggu (16/2/2020).
Adapun pemerintah Kanada, Italia, Korea Selatan dan Hong Kong telah mengumumkan rencana untuk mengevakuasi warganya yang menjadi penumpang kapal pesiar itu.
Virus corona telah terjangkit kepada 356 penumpang kapal pesiar Diamond Princess. Terdapat 3.700 penumpang, dan kapal dikarantina sejak 5 Februari lalu di elabuhan Yokohama, dekat Tokyo, Jepang.
Seorang pejabat kesehatan AS pada Minggu kemarin, mengatakan 40 orang warga negeri Paman Sam telah terinfeksi dan akan dirawat di Jepang.
Baca: Pengungkapan Klinik Aborsi Ilegal di Jakarta Pusat, Janin Disiram dengan Bahan Kimia
Baca: Australia Akan Evakuasi 200 Warganya dari Kapal Diamond Princess Yang Dikarantina di Jepang
Virus Corona diduga bermula terjangkit dari Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, Desember 2019.
Informasi terbaru pasien wabah virus Corona atau Covid-19 sejak mewabahnya hingga Senin (17/2/2020) siang, korban meninggal dunia 1.770 orang tersebar di enam negara.
Kasus kematian ditemukan di China dengan angka 1.765 jiwa, Jepang, Hong Kong, Filipina, Perancis dan Taiwan masing-masing dengan 1 korban jiwa.
Berikut perincian korban virus Corona hingga Senin (17/2/2020) hingga pukul 14.30 WIB. Terdapat 71.233 kasus terinfeksi, dan 10.561 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.
Dilansir dari China Global Television Network (CGTN), sejumlah kematian di luar wilayah daratan seperti satu orang di Hong Kong, satu orang Jepang, satu orang Perancis, satu orang Filipina, dan yang terbaru seorang pasien di Taiwan.
Otoritas Taiwan melaporkan, pasien tersebut adalah pria berusia 61 tahun, tidak memiliki riwayat perjalanan ke China.
Ia juga dinyatakan tidak kontak langsung dengan pasien positif korona lain, namun memiliki riwayat penyakit diabetes dan hepatitis B.
Dikutip dari Channel News Asia, Otoritas Taiwan sejauh ini mengonfirmasi ada 20 kasus virus corona di wilayahnya.
Virus tersebut dapat menular dari manusia ke manusia yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan. Gejala yang ditimbulkan, meliputi bersin, pilek, kelelahan, batuk, dan sakit tenggorokan.
Pencegahan virus corona dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, cuci tangan menggunakan sabun atau pembersih tangan, menggunakan alat saring pernafasan atau masker.
Info lengkap diskusi para Pecinta Jepang dapat gabung dalam WAG Pecinta Jepang mengirimkan email ke: info@jepang.com menuliskan nama lengkap alamat dan nomor whatsapp.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.