Korban Virus Corona Nyaris Tak Ada Anak-anak, Peneliti Sebut Ini Faktor Utamanya
Jumlah korban meninggal akibat virus Corona mencapai lebih dari 1800 orang. Namun hampir tidak ada korban jiwa anak-anak. Ini penjelasan para ahli.
Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Archieva Prisyta
TRIBUNNEWS.COM - Sejak pertama kali berhembus pada akhir bulan Desember 2019 lalu, virus Corona Covid-19 telah memakan ribuan korban jiwa.
Bahkan hingga sampai saat ini, jumlah korban jiwa mencapai lebih dari 1800 orang dengan jumlah orang yang terinfeksi sekitar lebih dari 67.000 orang.
Virus ini begitu mematikan sehingga terus menjadi perhatian semua orang.
Namun terlepas dari itu, ada hal yang cukup mengejutkan yaitu hampir tidak ada korban jiwa yang merupakan seorang anak-anak.
Dilansir oleh GridHealth.id dari Journal of the American Medical Association, sebagian besar korban jiwa akibat virus corona yaitu orang dewasa di usia 49-56 tahun.
Kendati demikian, pasien anak-anak pun masih terus ditemukan di berbagai wilayah dengan gejala virus corona yang ringan.
Baca: Seorang Nenek 80 Tahun Donasikan Uang Pensiunnya untuk Virus Corona Lewat Polisi
"Kami tidak sepenuhnya memahami fenomena ini, mungkin karena perbedaan dalam respon imun anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa," kata Dr. Andrew Pavia, kepala Divisi Penyakit Menular Anak di Universitas Utah, dikutip dari Live Science.
Pavia mengklaim bahwa respon imun anak-anak lebih baik dibanding orang dewasa.
"Satu hipotesis adalah bahwa respons imun bawaan, yaitu respons dini yang ditujukan secara luas pada kelompok patogen, cenderung lebih aktif," pada anak-anak, katanya.
Sistem kekebalan tubuh bawaan adalah garis pertahanan pertama melawan patogen.