Tentara Suriah Memperkuat Cengkraman Aleppo Sebelum Kerjasama Rusia -Turki
Pasukan pemerintah Suriah telah membuat kemajuan yang signifikan, militer mereka berhasil mendesak maju ke benteng pemberontakan terakhir.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan pemerintah Suriah telah membuat kemajuan yang signifikan.
Pasukan militer mereka berhasil mendesak maju menuju benteng pemberontakan terakhir di barat laut negara tersebut.
Berdasar laporan dari media pemerintah, serangan ganas di Aleppo telah memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Televisi pemerintah mengatakan, pada Minggu (16/2/2020) pasukan yang didukung Rusia telah membebaskan semua desa dan kota-kota kecil di barat kota Aleppo.
Dengan dukungan Rusia melalui serangan udara, pasukan Presiden Suriah, Bashar al-Assad telah melanjutkan serangan di wilayah Idlib, beberapa provinsi tetangga Aleppo, dan Latakia sejak Desember 2019 lalu.
Baca: PBB Sebut Situasi di Idlib, Suriah Barat Laut Memprihatinkan, Pengungsi: Bagaikan Hari Penghakiman!
Dilansir dari Al Jazeera, serangan udara yang terjadi disebut telah menganggu kerjasama antara Turki dan Rusia.
Sebelumnya, mereka memberikan dukungan terhadap pihak-pihak yang berselisih dan mengalami konflik.
Untuk diketahui, ketegangan yang terjadi di Aleppo sudah hampir sembilan tahun berlangsung.
Sementara, Turki mendukung beberapa kelompok pemberontak Suriah di barat laut.
Namun Turki meradang sejak serangan Suriah di provinsi Idlib menewaskan 13 tentara Turki dalam dua minggu.
Mereka telah meminta Rusia untuk menghentikan serangan dan memperingatkan akan menggunakan kekuatan militer untuk mengusir pasukan Suriah.
Kecuali, jika mereka mau menarik diri pada akhir bulan ini.
Sejauh ini Turki telah mengirim ribuan tentara dan ratusan konvoi kendaraan militer untuk memperkuat pos pengamatan di Idlib.
Pos-pos tersebut didirikan berdasarkan perjanjian de-eskalasi 2018 dengan Rusia.